Tampak depan |
Ini tampilan bawahnya |
Penampilan dalamnya |
Ini warna yang Brown Sugar (CANTIK BANGET!) |
Jadiiii.. gimana, tertarik untuk beli? atau jangan-jangan sudah coba? tulis dikolom komentar, ya!
Tampak depan |
Ini tampilan bawahnya |
Penampilan dalamnya |
Ini warna yang Brown Sugar (CANTIK BANGET!) |
Sesuatu seperti : "Jangan tunjukkan kekesalan atau kamu akan kehilangan teman." adalah hal yang paling aku benci seumur hidup sekaligus hal yang membuatku ingin menemukan orang yang : saat bersamanya aku sangat transparan.
Aku ingin mengubah dari : kesal, diam, lalu bercanda lagi.
Menjadi : kesal, diam, merajuk.
Aku tidak ingin menjadi orang yang seakan semuanya baik-baik saja, tidak ingin menjadi orang yang mengalah demi terjalinnya kembali komunikasi, lalu melupakannya. Aku tidak ingin, setidaknya : lagi.
Katakanlah aku egois -meski sebenarnya aku tidak terima disebut begitu karena selama ini aku yang selalu mengalah.- karena ingin mendengar kata maaf dari orang lain, karena ingin dibujuk, karena ingin diajak bicara saat marah.
Well, terkadang aku selalu beranggapan kalau tidak apa-apa jika hanya aku yang mengalah, jika hanya aku yang peduli.
Tapi seringnya, saat melakukan itu aku merasa tidak menjadi diri sendiri.
Jujur saja aku adalah orang yang gampang sekali kesal, bosan, cerewet, ingin didengar, dan yang terpenting adalah ingin diperlakukan baik oleh orang sebagaimana aku melakukan sesuatu untuk mereka. Atau paling tidak, aku tidak ingin diperlakukan buruk karena aku pun tidak melakukannya pada orang lain.
Tapi bukan itu yang menjadi masalah, karena masalah justru datang dari status orang yang melakukan semua itu padaku. Pikiran seperti : kenapa dia tidak peduli padaku padahal aku peduli padanya, kenapa dia tidak memberitahu apapun padaku padahal aku selalu memberi tahu banyak hal padanya, kenapa dia tidak perhatian padaku padahal aku perhatian padanya.
Yah, semacam itu yang selalu menjadi topik utama dalam perdebatan batin.
Hai, lama tidak berkunjung ke blog sendiri. Dan saat aku mengetik ini, sekarang sudah pukul dua belas malam lebih. Sepertinya sudah mau masuk jam satu dini hari.
Kayaknya aneh ya, nge-blog tidak jelas malam-malam begini. Sebenarnya aku sedang mengikuti apa yang otak aku suruh aja sih, ditambah mata yang kalau dipejamkan tidak ngantuk sedangkan kalau baca notifikasi malah seger. Intinya aku cuma mau ngikutin apa kata otak dengan cerita ke kalian.
Jadi, satu semester ini aku lagi mati-matian ngerjain yang namanya tugas akhir. Sekedar informasi, aku sebenarnya tidak terlalu sibuk sampai harus memblokade semua akses hiburan di hidup aku hanya karena dengan TA, tak terkecuali blog. Cuma... aku merasa kreativitas aku dimatikan begitu saja dengan adanya TA ini.
Sederhananya, waktu mengerjakan TA pastinya akan banyak aturan yang dituntut kan, bahkan untuk beropini saja harus ada jurnalnya buat dicantumkan. Coba kalian bayangkan, aku yang biasanya melakukan beberapa hal tanpa pikir panjang, sekarang diatur dengan sedemikian rupa untuk mengikuti aturan.
Tapi sebelum lanjut, aku tidak mau baca sesuatu seperti 'ya namanya tugas akhir pasti gitulah, kalau tidak mau ada yang ngatur mah nulis cerpen aja sana.'
No, kalian yang mau mikir gitu, kalian salah. Bukan itu maksud dan intinya, ya. Oke lanjut...
Aku cuma mau bilang, dengan adanya tugas akhir ini otak aku cukup beradaptasi ke arah yang lebih terstruktur dan terkonsep. Bagus, tentu saja. Tapi imajinasiku tersendat hahaha. Kadang keinginan untuk nulis di blog begitu tinggi, bikin video di channel-ku juga tinggi, tapi saat akan prakteknya otak aku sudah mengeluh lelah lebih dulu. Bukan itu saja, ide-ide yang dulunya tidak pernah absen sekarang justru kudu dicari.
Dan kalian tahu apa yang lebih menggangguku akhir-akhir ini? Sikap spontan dan impulsifku selalu kambuh ditengah-tengah malam seperti saat ini.
Iya. Disaat tubuh ingin istirahat tapi otak tidak membiarkannya. Kayaknya otak aku mau balas dendam deh, sepertinya dia tahu kalau siang dia aku pakai untuk rodi demi gelar hahaha...
Jadi pembacaku yang budiman, aku mau tanya sama kalian. Enaknya otak aku ini harus dibagaimanakan supaya sering kerjasama dengan hati? heuehueheuu...
Atau jangan jangan... diantara kalian juga ada yang seperti aku?
Happy Tuesday! Guys, I really want to tell you about my problem. Hfft...
I really like reading novels, it makes me feel very happy and not busy. But now I have to do something even more important. It made me unable to read like I used to. I just finished my exam on campus. Trust me, it will make you like riding a roller coaster. Verry dizzy!
Sometimes I miss writing on my blog, I miss too reading my novel, but time doesn't allow for that. Maybe for several months, I will postpone writing on my blog. Sorry...
Dalam mencari pasangan, memang tidak ada yang benar-benar cocok. Dilihat dari segi mana pun, akan memiliki perbedaannya masing-masing. Dalam mencari pasangan bukan hanya sekedar, aku mencarimu dan aku bertemu denganmu. Menurutku, saat seseorang sudah memutuskan untuk mencari atau dicarikan pasangan, saat itu juga diri sendiri harus melatih sesuatu yang disebut mengalah.
Mengalah untuk menurunkan ego jika memang yang ditemui tidak langsung satu frekuensi.
Mengalah saat kebiasaan yang tidak ingin diganggu tiba-tiba harus diubah menjadi teman bicara yang siaga.
Mengalah untuk memberi apa yang sekiranya akan disenangi saja.
Mengalah untuk meredam ego dengan diam-diam mencari tahu.
Mengalah untuk mencoba menerima setiap perbedaan.
Mengalah untuk tidak membalas sesuatu yang membuat kecewa.
Hingga yang paling penting adalah mengalah dengan menerima keadaan.
Iya, keadaan.
Orang yang selalu mengamati sikap lawan bicaranya, mau pun orang yang bahkan sudah banyak bertemu dengan orang dalam hidupnya, pasti sudah biasa dengan keadaan 'kecewa dengan seseorang'. Tapi ada yang masih sedikit sulit untuk diterima, yaitu 'menerima keadaan'.
Kenapa alurnya selalu seperti ini?
Kenapa siklus yang berulang seperti ini?
Sampai... Kenapa harus menerima keadaan ini?
Lalu memilih untuk melepas dan tidak mempedulikan lagi.
Lucunya, semua terjadi bukan karena mencari. Tapi justru karena klaim 'dicari' yang melekat. Saat dicari lantas ditemukan, saat itu keadaan baru akan tercipta. Sayangnya, saat tidak berhasil, itu membuat lagi-lagi peran 'mengalah' dibutuhkan.
Meski begitu solusinya hanya ada dua ; tarik nafas lalu hembuskan, dan percaya bahwa ada manusia yang telah ditetapkan takdirnya hanya untuk singgah dengan membawa tugas dari Yang Maha Kuasa, yang isi tugasnya adalah 'datang hanya untuk mengajarkan sesuatu'.