Tampilkan postingan dengan label Menuju tuntas. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Menuju tuntas. Tampilkan semua postingan

Minggu, 06 Juni 2021

[Menuju Tuntas] Pride and Prejudice bab 6 || 'dia' tidak mengenal 'kamu' sedalam yang temanmu bisa.

Hai, assalamualaikum. Sehat-sehat semua ya!

Jadi oh jadi... hari ini aku mau membahas novel hostorical romance yang baru aku baca sebagian. Ya, seharusnya sih dari label yang aku terapkan ke postingan ini kalian sudah tahu apa yang akan aku lakukan di sini. Betul, biasanya sebelum tuntas satu novel aku selalu butuh wadah untuk mengoceh. Dan ya, kali ini aku akan mengoceh panjang kali lebar tentang bab enam di novel Pride and Prejudice. Bukan spoiler kok, tenang saja~



Oke, di atas adalah dua halaman pertama di bab enam yang membuatku setuju sampai mengangguk-angguk saat membacanya. Isinya sederhana, hanya tentang Eliza dan Chalotte yang tengah berbincang tentang Jane dan Mr. Bingley. Kurang lebih isinya seperti ini :

    "Mungkin akan melegakan," jawab Charlotte, "kalau kita bisa menunjukkan perasaan kita di depan umum. Kadang-kadang, menyembunyikan perasaan juga bisa merugikan. Jika seorang wanita menutupi rasa sukanya kepada seseorang, dia mungkin akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkannya, dan dia salah jika beranggapan dunia tidak tahu apa-apa. Ada begitu banyak yang patut disyukuri ataupun dipamerkan disetiap hubungan, dan tidak selayaknya kita diam saja. Kita semua bisa memulainya dengan bebas- menunjukkan sedikit ketertarikan adalah hal yang cukup wajar, tapi hanya ada segelintir wanita yang jatuh cinta tanpa dorongan. Dalam sembilan dalam sepuluh kasus, seorang wanita sebaiknya menunjukkan lebih banyak ketertarikan daripada yang sesungguhnya dirasakannya. Tidak diragukan lagi, Bingley menyukai kakakmu, tapi dia mungkin tidak akan merasa lebih dari sekedar suka jika Jane tidak menolongnya."
    "Tapi Jane sudah menolongnya, sejauh yang bisa dilakukannya. Kalau aku saja bisa melihat rasa suka Jane kepadanya, Mr. Bingley pasti betul-betul tolol bila tidak menyadarinya."
    "Ingatlah, Eliza, bahwa dia tidak mengenal Jane sedalam dirimu."
    "Tapi, jika seseorang menyukai seorang pria, pria itu seharusnya tahu."

Kalian merasa tidak, sih, pendapat Charlotte itu meskipun terlihat 'benar' tapi hanya memiliki satu sudut pandang saja? seakan-akan pendapatnya hanya berlaku untuk seseorang yang sudah tahu nasib asmaranya terbalas dengan mulus tapi pihak perempuan masih malu-malu dan tidak bisa membaca keadaan. Dan tentu saja itu membuat orang lain gemas.Sedangkan untuk perempuan- yang pada dasarnya diberi firasat lebih ketimbang laki-laki- lain yang sudah tahu perasaannya tidak terbalas pasti paling banyak merasa menyembunyikan perasaan adalah hal yang tepat.

// Ya jelas lah ki... kan yang dibahas Jane, bukan kamu! //

Oke oke kembali ke pembahasan. Jadi, singkatnya aku mau titip pesan untuk kalian yang punya jiwa impulsif, sebaiknya baca kondisi kalian baik-baik lebih dulu sebelum mengikuti saran Charlotte. Haha.

Dan dari percakapan di atas, aku bisa menyimpulkan bahwa Charlotte sedang berusaha membuat Eliza- atau mungkin kita juga, tahu bahwa tidak semuanya bisa dijawab dengan teori. Tahu kan ya, perasaan itu salah satu pembahasan yang tidak akan punya batas pembahasan kalau dijelaskan oleh teori. Dan satu-satunya kalimat yang bisa dicerna logika hanya di kalimat saat menjelaskan bahwa 'dia' tidak mengenal 'kamu' sedalam yang temanmu bisa.

Ah, aku teringat perkataan teman laki-lakiku yang pernah bilang, "Perempuan itu ribet. Selalu menyalahkan laki-laki saat tidak bisa mengerti apa yang sedang dirasakan perempuan. Kami bukan dukun lho, ya." haha aku jadi geli sendiri saat ingat perkataannya. Iya juga sih, eh?

Jadi bisa dibilang, dua halaman pertama bab enam ini can relate sekali ya. Seakan-akan Jane Austen sudah bisa meramalkan kegelisahan kaum laki-laki jaman sekarang dari jamannya duluuuu. Haha! tapi kenapa pendapat Charlotte sampai sekarang masih jarang terwujud? Hem, mungkin karen seringnya perempuan akan lebih senang memendam selagi menunggu yang diharapkannya mengambil keputusan. 


Nah, jadi gimana menurut kalian? ada yang sudah merealisasikan pendapat Charlotte belum? hihihi tulis pendapat kalian di komentar juga ya!
Continue reading [Menuju Tuntas] Pride and Prejudice bab 6 || 'dia' tidak mengenal 'kamu' sedalam yang temanmu bisa.

Selasa, 02 Februari 2021

,

[Menuju Tuntas] Nonton 1/22 Anime Hyouka.


 

Sedikit cerita sebelum nonton anime Hyouka. 

Tadi pagi, aku yang dari dulu pengikut sejati Facebook berkunjung ke salah satu fanpage anime di sana. awalnya untuk lihat-lihat movie terbaru. Ketemu, aku pun langsung menuju Youtube untuk lihat cuplikan-cuplikannya. Sampai tidak terasa aku sudah mencapai akhir pencarian, dan kebetulan menemukan thumbnail anime Hyouka episode 1.

Aku tahu Hyouka sudah lama sebenarnya. Awalnya karena lihat pengumuman Penerbit Spring tentang mereka yang mau menerbitkan novel Hyouka. Singkat cerita, aku cari tahu dan mendapatkan informasi kalau animenya juga ada. Dan sampai tadi pagi aku baru memutuskan untuk mencoba nonton anime Hyouka.

Sebelumnya aku mau disclaimer dulu kalau ini bukan segmen review, melainkan ocehanku akan suatu hal. Mungkin bersifat spoiler, jadi yang tidak suka bisa pilih opsi 'back' sekarang juga.

Ternyata anime Hyouka tidak terlalu membuatku antusias, meleset dari dugaanku. Apa karena baru nonton episode pertama ya? 

Tapi aku suka dengan karakter Oreki yang sebisa mungkin menyimpan energi dan Chitanda yang selalu antusias dan penasaran. Ini mengingatkan aku dengan seseorang sebenarnya. Ah sudahlah...

Bisa dibilang aku terlalu naruh harapan di awal episode, karena embel-embel misteri dan slogan : Cinta terhalang genre yang menyebar di sepanjang beranda FB-ku. Tapi memang tidak salah, anime Hyouka menyuguhkan misteri yang berbeda-beda di setiap segmennya, tapi misterinya bukan yang besar. Hanya kejadian kecil yang dicari celah misterinya, seperti : Siapa yang kunci pintu ruangan klub sastra klasik?

Meski misterinya gak terlalu ngigit apalagi sampai harus menunggu episode selanjutnya untuk dituntaskan, aku puas sekali dengan karakternya yang bisa bikin geleng-geleng. Si pintar yang malas. Hanya karena malas mengungkap misteri hantu di ruang seni (baca : ruang seninya jauh dari kelas) dia sampai harus menciptakan misteri baru yang dekat pintu keluar sekolah. Kenapa? karena dia tahu Chitanda akan penasaran dan memintanya untuk mencari tahu bersama. Dan kalau misterinya dekat dengan pintu keluar, Oreki bisa langsung pulang saat itu juga.

Segitu dulu, dah. 


Continue reading [Menuju Tuntas] Nonton 1/22 Anime Hyouka.

Rabu, 03 Juni 2020

,

[Menuju tuntas] 174/204 When the Star Falls by Andry Setiawan - Bintang itu cahaya masa lalu



Selama ini aku selalu menganggap bintang adalah hal yang paling romantis. Entah itu karena melihatnya dengan siapa, ada cerita apa dibalik terangnya atau harapan-harapan apa saja yang diucapkan saat melihatnya melintas. Semua terlalu indah untuk dilupakan.

Di buku ini, 'bintang' banyak melintas. Dan aku selalu menyukai tiap kata-kata dan opini yang ada di dalamnya. Kata-katanya baku tapi sederhana dan menyentuh, suka sekali! Aku belum baca sampai selesai, tapi kurasa nanti malam atau sore aku bisa menyelesaikannya. Sedikit bocoran, aku gemas sekali dengan Sam. Tapi tidak mau membahasnya di sini.

Mari kita bahas nanti di review novel ini. 

Jaga-jaga kalian lupa kalau aku akan membahasnya dalam waktu dekat, kalian bisa masukan email kalian di form orange di bagian bawah blog ini untuk dapat notifikasi.

Tentu saja, kalau kalian mau. Aku tidak memaksa. Tapi aku akan sangat senang jika kalian memilih untuk mengisinya XD

Sampai nanti.


Continue reading [Menuju tuntas] 174/204 When the Star Falls by Andry Setiawan - Bintang itu cahaya masa lalu

Senin, 25 Mei 2020

,

[Menuju tuntas] 120/359⁣ Stillhouse Lake by Rachel Caine⁣ ⁣|| Bagaimana bisa?




"... Mel ada di penjara. Dia tidak akan pernah keluar kecuali, dengan peti mati. Aku lebih mencemaskan orang lain. Orang-orang yang marah. Para pengganggu dunia maya, belum lagi, anggota keluarga dan teman dari para wanita yang Mel siksa dan bunuh, yang tentu saja diliputi amarah... Tetapi bagaimana mereka menemukan kami? Tetap saja aku teringat gambar-gambar beberapa hari lalu, di mana wajah anak-anakku di-Photoshop ke jasad-jasad hancur penuh darah, ke mayat-mayat yang menderita karena disiksa." -Halaman 111⁣
Kalian pernah merasakan dikejar-kejar seseorang yang kalian hindari? merasa diawasi dan dihantui rasa cemas setiap saat karena sebuah 'kasus' yang melibatkan keluarga kalian?⁣
Jika belum, Gwen akan memberitahu kalian.⁣
Di bab ini, semua konflik mulai bermunculan. Semua dugaan demi dugaan bermunculan di bab ini. Membuat aku yang notabene tipe pembaca lamban, yang tidak akan melewatkan satu baris narasi sekali pun lolos sebelum aku membayangkan adegannya, ingin cepat-cepat melanjutkan baca ke halaman selanjutnya.⁣
Tidak sabar? bukan!⁣
Aku hanya ikut merasa cemas dan takut saat membaca tiap halamannya. Ibarat melihat hantu, aku ingin cepat-cepat menuju siang. Maka dari itu membaca novel ini tak terasa menjadi agak cepat dari biasanya. ⁣
Sudut pandang yang diambil dari sudut pandang Gwen ini, sangatlah membuat parno. Masalah tentang lupa menutup pintu saja sampai mengharuskan Gwen bersiap-siap mengambil senjata api. Belum lagi tokoh-tokoh yang mulai bermunculan membuat aku menaruh curiga pada setiap tokohnya. ⁣
Namun, sejauh membaca novel ini aku beberapa kali menemukan kalimat yang rancu, kurang beberapa kata atau setidaknya membuat kalimat kurang enak dibaca. Contohnya pada kalimat di baris terakhir penggalan narasi di atas setelah tanda tanya.⁣
Bagaimana menurut kalian? apa cuma perasaanku saja? 🤔⁣
Selengkapnya akan aku bahas nanti setelah selesai membaca. Untuk sekarang, aku hanya ingin membagi rasa cemasku saat membaca novel ini. ⁣
Salam cemas! hahaha.⁣

Continue reading [Menuju tuntas] 120/359⁣ Stillhouse Lake by Rachel Caine⁣ ⁣|| Bagaimana bisa?

Kamis, 21 Mei 2020

,

[Menuju tuntas] 99/359 Stillhouse Lake by Rachel Caine || Bergegas!



"Aku tidak akan menyeret anak-anakku detik ini juga, lalu kabur, tetapi pastinya aku harus membuat rencana untuk kabur darurat kalau-kalau semua memburuk...."⁣
Sejauh aku baca novel ini, aku tidak pernah tenang. Tegang terus rasanya. Aku memang belum menemukan banyak masalah disini selain sesuatu yang dianggap masalah oleh Gwen karena paranoid-nya. Tapi tingkah Gwen dan situasi yang diceritakannya seakan membuat masalah tersendiri.⁣
Dan masalahnya adalah aku yang tidak bisa berhenti baca meski diliputi rasa tegang.⁣

Continue reading [Menuju tuntas] 99/359 Stillhouse Lake by Rachel Caine || Bergegas!

Sabtu, 16 Mei 2020

,

[Menuju tuntas] 38/359 Stillhouse Lake by Rachel Caine || Oh tidak dengan mayat itu!


Seperti judul diatas, ini adalah update terakhir aku membaca novel. Tidak ada tujuan lain dalam menulis ini selain untuk melihat perkembangan diri sendiri dalam membaca novel. Mungkin suatu saat nanti, saat aku tidak lagi punya waktu untuk membaca seperti sekarang, aku akan mengenang kegiatan-kegiatan ini dengan cara melihatnya di sini. Melihat bahwa aku pernah bahagia dengan melakukan apa yang aku suka.

Dan tanpa pikir panjang lagi, aku akan membahas novel ini sekarang.

Continue reading [Menuju tuntas] 38/359 Stillhouse Lake by Rachel Caine || Oh tidak dengan mayat itu!