Sabtu, 16 Mei 2020

,

[Menuju tuntas] 38/359 Stillhouse Lake by Rachel Caine || Oh tidak dengan mayat itu!


Seperti judul diatas, ini adalah update terakhir aku membaca novel. Tidak ada tujuan lain dalam menulis ini selain untuk melihat perkembangan diri sendiri dalam membaca novel. Mungkin suatu saat nanti, saat aku tidak lagi punya waktu untuk membaca seperti sekarang, aku akan mengenang kegiatan-kegiatan ini dengan cara melihatnya di sini. Melihat bahwa aku pernah bahagia dengan melakukan apa yang aku suka.

Dan tanpa pikir panjang lagi, aku akan membahas novel ini sekarang.

 Aku tidak akan membahas detail menyeluruh tentang novel ini, seperti sinopsis yang mendetail contohnya. Itu akan aku bahas nanti di postingan review. Tapi jika kalian penasaran kalian bisa mencarinya sendiri di google :P

     Gini mendongak, melewati kap penutup mesin SUV, dan melihat boneka telanjang berukuran manusia yang tergantung di mesin derek yang ada di tengah garasi. Dalam satu detik yang aneh, Gina nyaris tertawa melihat ketidaksenonohan yang gamblang itu. Benda itu menggantung di sana dengan leher terjerat kawat, lengan dan kakinya terkulai, dan bahkan proporsinya pun tak sesempurna boneka, seperti sesuatu yang penuh cela, berwarna kusam aneh... Dan kenapa ada orang mengecat wajah boneka dengan warna hitam-ungu sejelek itu, mengulitinya sana-sini, membuat matanya merah dan bengkak, dan memelotot, dengan lidah menjulur dan bibir yang bengkak...

     Dan saat itulah Gina menyadari sesuatu yang mengerikan. 
     Itu bukan boneka.
     Terlepas seberapa kuatnya dia menahan diri, Gina mulai menjerit dan tak bisa berhenti.

Itu adalah penggalan cerita yang ada di bagian prolog novel ini. Bagian prolog yang membawaku jatuh cinta dan memutuskan untuk melanjutkan membacanya. Untuk sejenak saat membacanya aku menahan nafas. Penjelasannya detail dan mudah dibayangkan. Aku paling takut di bagian dimana mayat itu memelotot dan matanya memerah. Menurutku itu menjelaskan secara implisit betapa sakitnya saat dia meregang nyawa. AGH! 

Jadi saat masuk ke bab satu, aku tidak mendapat lanjutan kisah setelah Gina menjerit di prolog. Aku kira akan diceritakan dan berlanjut di bab satu. Tapi bukan itu poin utamanya. Poin utamanya adalah, aku terpana saat di bab satu, Gina atau mungkin sudah berganti nama menjadi Gwen, sedang berada di arena tembak dan dengan mudah dapat membidik sasaran tepat ti tengah-tengah titik terkecil. 

Oh, WOW! kemana Gina yang menjerit histeris di bagasi dan lemah lembut seperti sesaat sebelum insiden itu terjadi? 

Itu keren sih menurutku. Perkembangan karakter yang sengaja di percepat itu bisa merubah cara pandangku pada Gina. Ya... aku mengaku, aku kira awalnya ini akan menjadi kisah Gina yang selalu dirundung rasa takut -meski pada nyatanya memang itulah yang terjadi- dengan mengharapkan perlindungan dari orang lain. 

Ternyata tidak. Haha! Gina justru menjadi sosok tangguh demi anak-anaknya, dan anak-anaknya pun mencoba jadi tangguh dengan cara mereka berusaha menutupi identitas tanpa terlihat ada masalah yang berarti, terkecuali masalah lingkungan.

Lalu ada yang aneh di sini. Terjemahan novel ini tidak se-mengalir novel Red Queen series by Victoria Aveyard, tapi aku bisa dengan mudah membayangkan semuanya. Bahkan ikut merasakannya. 

Aku serius.

Aku bisa paham dan masuk ke masing-masing tokoh dengan mudahnya. Padahal ini baru bab satu! Argh... novel ini keren sekaliiiiiii!!!! aku jadi tidak sabar untuk maju ke halaman selanjutnya.

Oh iya, ngomong-ngomong aku kehilangan bookmark buku ini. Sedih. Tapi di lain sisi, sebelumnya aku mendapat ekstra bookmark dari judul novel lain saat membeli novel ini. Aku merasa mereka ada untuk menggantikan bookmark-ku yang hilang. Mereka seakan tahu itu akan hilang. 

Sudahlah :(

0 comments:

Posting Komentar

Tolong berkomentar yang baik dan sopan ya, readers! juga centang kolom 'Notify me' sebelum publish komentar untuk mendapat notif balasan.
^^