Tampilkan postingan dengan label Daily. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Daily. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 24 September 2022

Oh, jadi begini rasanya dewasa?

Cerita ini mengandung banyak keluhan dan tamparan. Siapkan bantal untuk bersandar.

Dua minggu. Dua minggu aku menahan letih dan sakit hanya untuk mempertahankan ego yang bertopeng rasa 'tanggung jawab'. 

Hari itu atau mungkin malamnya, aku lupa. Aku dapat telepon dari -katakan saja 'atasan'. Dia bilang sudah membuat keputusan untuk menjadikan aku panita disebuah acara tahunan. Awalnya seneng sih, tapi merasa agak terpaksa juga karena aku gak diberitahu apa-apa sebelumnya. Tahu-tahu sudah tercantum saja namaku yang manly ini di sana. 

Oke baiklah, mau bagaimana lagi kan? padahal sebenarnya aku gak suka terlibat dalam hal-hal kayak gitu. Aku lebih suka menjadi 'anggota' atau 'rakyat' yang tinggal mengikuti saja. Bukan 'penyelenggara'. 

Sempat curhat sana sini, ngeluh sana sini tapi tanggapannya sama : coba saja dulu.

Baiklaaah... aku coba. Lihat nanti akan bagaimana, kalau memang mengganggu acara nonton anime dan acara horror di channel Youtube favoritku, aku tidak mau lagi. Final.

Dan kalian tahu? benar sajaaaa... lelaaah sekali! terlibat dalam satu projek dimana di dalamnya hanya aku yang bontot. Seperti saat aku yang tidak terbiasa bekerja kelompok tiba-tiba ingin mengakhiri kegiatan tapi tidak bisa karena yang lain belum selesai. Atau saat ingin pergi jajan tapi yang lain masih bekerja. Dan yang paling parahnya adalah saat aku sakit tapi tidak bisa ijin sakit, sehingga sakitku tak kunjung sembuh.

Beberapa kali ingin menyerah dan memutuskan untuk istirahat dulu, tapi melihat keadaan yang sangat gak memungkinkan buat ditinggal buat aku memilih untuk mengabaikan tubuh yang sudah merengek ingin istirahat.

Tidak cukup sampai di sana karena setelah selalu pulang nyaris magrib, aku harus kuliah di malam harinya. Dan tentu saja dengan tugas-tugasnya. Cukup berhenti di sana? tentu saja tidak dooong... karena setelahnya aku juga harus menyiapkan bahan ajar untuk pagi dan siangnya. 

Mungkin poin terakhir itu bakal aku ceritakan nanti secara terpisah karena bisa-bisa keluhanku ini menyaingi tebalnya novel Harry Potter!

Badanku menyerah, aku demam dan batuk parah, perutku mual dan badanku berat sekali. Tapi masih masuk kerja dengan tidak tahu dirinya dan hanya memberi 'tidur curian' untuk tubuhku. Karena aku yang selalu tidak enakan ini tidak ingin membuat mereka memikirkan hal-hal buruk tentangku. Aku paling tidak tahan dengan perkataan buruk orang-orang. Bukan hanya ingin dipuji, tapi lebih ke 'tidak tahan' dengar cemoohan orang karena akan berdampak buruk buat mentalku yang selalu overthinking. Lebih baik tidak mendengar apa-apa, termasuk pujian sekali pun.

Dan tanpa terasa acaranya berjalan cukup lancar, tidak sempurna, karena aku sempat dimaki-maki oleh orang tidak tahu diri seantero bumi. Tapi saat aku merebahkan badan dan memejamkan mata, rasanya hari-hari itu hanya terjadi dalam 10 detik saja. Cepat dan berlalu begitu saja. Sampai rasanya aku gak percaya kalau sekarang sedang rebahan dan menulis tentang hari kemarin-kemarin.

Satu hal yang aku sadari, ternyataaa aku sudah dewasa. Sudah bisa bertindak profesional dan mengelola emosi. Ternyata badanku kuat, mungkin selama ini aku hanya tidak mau menekannya dan memanjakannya. Terlalu cepat menyerah dan merasa lelah pada hal yang enggak aku jadikan prioritas. Sampai aku gak pernah merasa bangga sebesar ini pada diriku.

Awalnya memang terpaksa dan kurang ikhlas, tapi saat dijalani banyak sekali hikmahnya. Aku jadi punya teman lintas usia lebih banyak, lebih fleksibel untuk bergabung dengan kubu mana pun, dan yang terpenting adalah mengetahui sejauh mana diri ini mampu bertahan.

Alhamdulillah...



P.S. 

Aku belum nonton channel horor favoritku lagi:((

Continue reading Oh, jadi begini rasanya dewasa?

Senin, 25 April 2022

Sebuah Mimpi Yang Nyata || Ramadhan story

Tentang beberapa tahun lalu yang aku lewati penuh dengan tangis kehilangan. Hari ini, aku mendapat sebuah kejutan indah dari Sang pencipta. Setelah tidurku terganggu musik yang kencang, aku memutuskan untuk melanjutkan tidur di rumah nenekku yang hanya beberapa langkah saja dari rumah. Saat terlelap tanpa terasa, aku dimimpikan oleh dua orang keluargaku yang telah tiada. Aku pikir itu nyata, karena aku merasa sudah terbangun dari tidur dan sekelilingku sama persis keadaannya dengan keadaan sebelum aku tidur.

Mimpi di dalam mimpi. Aku terbangun di mimpi keduaku dan dihampiri oleh mereka yang aku sayangi, mengucapkan terima kasih sebanyak mungkin seraya tertawa dan memeluk kegirangan akan doa yang aku kirimkan untuk mereka. Rasanya benar-benar nyata! suaranya... tangannya... pelukannya... aku dapat merasakan mereka. Namun tidak bisa melihatnya.

Aku terus saja terpaku dalam kondisi terbaring seperti sesaat sebelum tidur. Posisinya pun sama persis. Disana aku menangis sejadi-jadinya ; senang, sedih, dan haru bercampur aduk. Ingin memeluk balik namun tak bisa. Pada sosok perempuan yang aku tak yakin itu siapa, aku memintanya untuk menuntunku bangun dari posisi tidur, namun susah, mataku pun enggan melihat dengan jelas. Yang jelas, hanya mereka yang bebas bergerak namun aku tidak.

Aku bertanya didalam tangisku pada mereka, apakah mereka senang disana. Dan alhamdulillah mereka menjawab dengan kabar baik. Aku tidak peduli mimpi itu hanya bunga tidur atau memang pada nyatanya mereka mengunjungi. Aku hanya senang dan bersyukur karena bisa merasakannya dengan nyata. Namun ada satu hal yang aku sedikit sesali : suara tangisku sendiri yang membuatku bangun dalam mimpi, dan membuat mereka pergi. Karena aku terbangun dari tidurku.

Sisa tangis masih terdengar saat aku bangun, aku bahkan sampai memegang pipiku yang basah karena air mata. Iya, aku menangis saat terbangun. Dengan hati yang sesak sekali. Dan tanpa pikir panjang aku berlari menuju rumahku dan menceritakan semuanya pada ibu dengan kondisi masih menangis sesak. Menurut keyakinan ibu, mereka datang berkunjung pada orang yang selalu mendoakan mereka di bulan suci Ramadhan. 

Aku harap, aku akan selalu diberi kesempatan seperti itu lagi dan lagi. Dengan orang yang paling aku sayangi di dunia setelah ibu : ayah.
Continue reading Sebuah Mimpi Yang Nyata || Ramadhan story

Minggu, 16 Mei 2021

Tentang RODI, IMPULSIF dan seorang MAHASISWA tingkat akhir.

Hai, lama tidak berkunjung ke blog sendiri. Dan saat aku mengetik ini, sekarang sudah pukul dua belas malam lebih. Sepertinya sudah mau masuk jam satu dini hari. 

Kayaknya aneh ya, nge-blog tidak jelas malam-malam begini. Sebenarnya aku sedang mengikuti apa yang otak aku suruh aja sih, ditambah mata yang kalau dipejamkan tidak ngantuk sedangkan kalau baca notifikasi malah seger. Intinya aku cuma mau ngikutin apa kata otak dengan cerita ke kalian.

Jadi, satu semester ini aku lagi mati-matian ngerjain yang namanya tugas akhir. Sekedar informasi, aku sebenarnya tidak terlalu sibuk sampai harus memblokade semua akses hiburan di hidup aku hanya karena dengan TA, tak terkecuali blog. Cuma... aku merasa kreativitas aku dimatikan begitu saja dengan adanya TA ini.

Sederhananya, waktu mengerjakan TA pastinya akan banyak aturan yang dituntut kan, bahkan untuk beropini saja harus ada jurnalnya buat dicantumkan. Coba kalian bayangkan, aku yang biasanya melakukan beberapa hal tanpa pikir panjang, sekarang diatur dengan sedemikian rupa untuk mengikuti aturan.

Tapi sebelum lanjut, aku tidak mau baca sesuatu seperti 'ya namanya tugas akhir pasti gitulah, kalau tidak mau ada yang ngatur mah nulis cerpen aja sana.'

No, kalian yang mau mikir gitu, kalian salah. Bukan itu maksud dan intinya, ya. Oke lanjut...

Aku cuma mau bilang, dengan adanya tugas akhir ini otak aku cukup beradaptasi ke arah yang lebih terstruktur dan terkonsep. Bagus, tentu saja. Tapi imajinasiku tersendat hahaha. Kadang keinginan untuk nulis di blog begitu tinggi, bikin video di channel-ku juga tinggi, tapi saat akan prakteknya otak aku sudah mengeluh lelah lebih dulu. Bukan itu saja, ide-ide yang dulunya tidak pernah absen sekarang justru kudu dicari.

Dan kalian tahu apa yang lebih menggangguku akhir-akhir ini? Sikap spontan dan impulsifku selalu kambuh ditengah-tengah malam seperti saat ini. 

Iya. Disaat tubuh ingin istirahat tapi otak tidak membiarkannya. Kayaknya otak aku mau balas dendam deh, sepertinya dia tahu kalau siang dia aku pakai untuk rodi demi gelar hahaha...

Jadi pembacaku yang budiman, aku mau tanya sama kalian. Enaknya otak aku ini harus dibagaimanakan supaya sering kerjasama dengan hati? heuehueheuu...

Atau jangan jangan... diantara kalian juga ada yang seperti aku?


Continue reading Tentang RODI, IMPULSIF dan seorang MAHASISWA tingkat akhir.

Senin, 05 April 2021

Exam? OH NO!

Happy Tuesday! Guys, I really want to tell you about my problem. Hfft...

I really like reading novels, it makes me feel very happy and not busy. But now I have to do something even more important. It made me unable to read like I used to. I just finished my exam on campus. Trust me, it will make you like riding a roller coaster. Verry dizzy!

Sometimes I miss writing on my blog, I miss too reading my novel, but time doesn't allow for that. Maybe for several months, I will postpone writing on my blog. Sorry...

Continue reading Exam? OH NO!

Selasa, 02 Februari 2021

,

[Menuju Tuntas] Nonton 1/22 Anime Hyouka.


 

Sedikit cerita sebelum nonton anime Hyouka. 

Tadi pagi, aku yang dari dulu pengikut sejati Facebook berkunjung ke salah satu fanpage anime di sana. awalnya untuk lihat-lihat movie terbaru. Ketemu, aku pun langsung menuju Youtube untuk lihat cuplikan-cuplikannya. Sampai tidak terasa aku sudah mencapai akhir pencarian, dan kebetulan menemukan thumbnail anime Hyouka episode 1.

Aku tahu Hyouka sudah lama sebenarnya. Awalnya karena lihat pengumuman Penerbit Spring tentang mereka yang mau menerbitkan novel Hyouka. Singkat cerita, aku cari tahu dan mendapatkan informasi kalau animenya juga ada. Dan sampai tadi pagi aku baru memutuskan untuk mencoba nonton anime Hyouka.

Sebelumnya aku mau disclaimer dulu kalau ini bukan segmen review, melainkan ocehanku akan suatu hal. Mungkin bersifat spoiler, jadi yang tidak suka bisa pilih opsi 'back' sekarang juga.

Ternyata anime Hyouka tidak terlalu membuatku antusias, meleset dari dugaanku. Apa karena baru nonton episode pertama ya? 

Tapi aku suka dengan karakter Oreki yang sebisa mungkin menyimpan energi dan Chitanda yang selalu antusias dan penasaran. Ini mengingatkan aku dengan seseorang sebenarnya. Ah sudahlah...

Bisa dibilang aku terlalu naruh harapan di awal episode, karena embel-embel misteri dan slogan : Cinta terhalang genre yang menyebar di sepanjang beranda FB-ku. Tapi memang tidak salah, anime Hyouka menyuguhkan misteri yang berbeda-beda di setiap segmennya, tapi misterinya bukan yang besar. Hanya kejadian kecil yang dicari celah misterinya, seperti : Siapa yang kunci pintu ruangan klub sastra klasik?

Meski misterinya gak terlalu ngigit apalagi sampai harus menunggu episode selanjutnya untuk dituntaskan, aku puas sekali dengan karakternya yang bisa bikin geleng-geleng. Si pintar yang malas. Hanya karena malas mengungkap misteri hantu di ruang seni (baca : ruang seninya jauh dari kelas) dia sampai harus menciptakan misteri baru yang dekat pintu keluar sekolah. Kenapa? karena dia tahu Chitanda akan penasaran dan memintanya untuk mencari tahu bersama. Dan kalau misterinya dekat dengan pintu keluar, Oreki bisa langsung pulang saat itu juga.

Segitu dulu, dah. 


Continue reading [Menuju Tuntas] Nonton 1/22 Anime Hyouka.

Sabtu, 23 Januari 2021

CILOK is NEVER FLAT!


 


Hai kalian yang baca! :D

Sebenarnya aku tahu ini tidak terlalu penting, tapi entah kenapa rasanya ingin menuliskan kisahnya di sini. Spoiler, ini cerita tentang cilok dan segala kenikmatannya. Untuk kalian yang tidak suka cilok sebaiknya klik opsi 'back'.

Jadi beberapa hari yang lalu sebelum aku mengunggah tulisan ini ke blog, aku mendapat pesan dari sepupu. Isi pesannya berupa ajakan untuk kuliner sederhana bersama. Jujur selama semua aktivitas menjadi daring, tentu saja dompet pun menjadi kering. Tapi beda cerita kalau yang mengajak berniat untuk mentraktir. Hahaha...

Singkatnya di dalam keluarga besarku ada tiga cucu yang kebetulan usianya satu angkatan, jadi mau tidak mau kita sudah pasti akan main bersama. Diantara semua percucuan(?) aku bisa mengatakan, aku yang paling menggilai semua jajanan yang mengandung tepung tapioka/kanji/aci dan sejenisnya. Aku merasa jajanan yang dibuat dari tepung itu punya sensasi nagih! apalagi kalau sudah dipadukan dengan R*yc*. Euuhh! sungguh besar amal jariyah pencipta R*yc* dan tepung aci! heuheuheu...

Dan karena sering bersama pula selera kita jadi sama. Bedanya aku suka menu aci yang berkuah, sepupu pertama menyukai menu aci digoreng, dan yang kedua menyukai menu aci yang dicocolkan pada sambal. Tapi meski begitu, kami punya satu masakan negara yang sama yaitu CILOK!

Jadi untuk mengambil jalan tengah, perjalanan kuliner beberapa hari yang lalu itu kami putuskan untuk mencari menu yang ada ciloknya. Dan pilihan jatuh ke bakso aci Cihulang. Tapi aku tidak akan mengomentari rasa, karena nanti jadinya review. Tapi aku akui bakso acinya memang sangat LEZAT.


penampakan bakso aci cihulang


Sedikit klarifikasi meski tokoh dalam cerita ini hanya tiga orang, tapi dalam perjalanan kami tidak sendiri. Para sepuh juga ikut, tapi hanya dua saja yang ikut makan.

Ah iya, ada yang bisa jelaskan kenapa bakso aci itu enak? karena sekarang aku hanya bisa mengingat rasanya yang enak. Apa karena dimakan di sela-sela penatnya rutinitas mengejar Tugas Akhir? mungkin.

Dan setelah melewati diskusi singkat tentang bakso aci, lalu perjalanan yang sedikit membuat mual karena AC dan kecepatan mobil, hingga bisa menyantap bakso aci, akhirnya aku bisa bilang kalau perjalanan mencari bakso aci ini cukup menyenangkan. Semoga lain waktu bisa kembali menikmati bakso aci Cihulang.

Jadi sekian dulu ceritanya. Semoga kedepannya aku bisa lebih produktif untuk menghidupkan blog ini lagi. Ah iya jangan sungkan berkomentar, asal sopan.

Daaah... salam cilok!



Continue reading CILOK is NEVER FLAT!

Selasa, 25 Agustus 2020

Rabu, 03 Juni 2020

,

[Menuju tuntas] 174/204 When the Star Falls by Andry Setiawan - Bintang itu cahaya masa lalu



Selama ini aku selalu menganggap bintang adalah hal yang paling romantis. Entah itu karena melihatnya dengan siapa, ada cerita apa dibalik terangnya atau harapan-harapan apa saja yang diucapkan saat melihatnya melintas. Semua terlalu indah untuk dilupakan.

Di buku ini, 'bintang' banyak melintas. Dan aku selalu menyukai tiap kata-kata dan opini yang ada di dalamnya. Kata-katanya baku tapi sederhana dan menyentuh, suka sekali! Aku belum baca sampai selesai, tapi kurasa nanti malam atau sore aku bisa menyelesaikannya. Sedikit bocoran, aku gemas sekali dengan Sam. Tapi tidak mau membahasnya di sini.

Mari kita bahas nanti di review novel ini. 

Jaga-jaga kalian lupa kalau aku akan membahasnya dalam waktu dekat, kalian bisa masukan email kalian di form orange di bagian bawah blog ini untuk dapat notifikasi.

Tentu saja, kalau kalian mau. Aku tidak memaksa. Tapi aku akan sangat senang jika kalian memilih untuk mengisinya XD

Sampai nanti.


Continue reading [Menuju tuntas] 174/204 When the Star Falls by Andry Setiawan - Bintang itu cahaya masa lalu

Senin, 25 Mei 2020

,

[Menuju tuntas] 120/359⁣ Stillhouse Lake by Rachel Caine⁣ ⁣|| Bagaimana bisa?




"... Mel ada di penjara. Dia tidak akan pernah keluar kecuali, dengan peti mati. Aku lebih mencemaskan orang lain. Orang-orang yang marah. Para pengganggu dunia maya, belum lagi, anggota keluarga dan teman dari para wanita yang Mel siksa dan bunuh, yang tentu saja diliputi amarah... Tetapi bagaimana mereka menemukan kami? Tetap saja aku teringat gambar-gambar beberapa hari lalu, di mana wajah anak-anakku di-Photoshop ke jasad-jasad hancur penuh darah, ke mayat-mayat yang menderita karena disiksa." -Halaman 111⁣
Kalian pernah merasakan dikejar-kejar seseorang yang kalian hindari? merasa diawasi dan dihantui rasa cemas setiap saat karena sebuah 'kasus' yang melibatkan keluarga kalian?⁣
Jika belum, Gwen akan memberitahu kalian.⁣
Di bab ini, semua konflik mulai bermunculan. Semua dugaan demi dugaan bermunculan di bab ini. Membuat aku yang notabene tipe pembaca lamban, yang tidak akan melewatkan satu baris narasi sekali pun lolos sebelum aku membayangkan adegannya, ingin cepat-cepat melanjutkan baca ke halaman selanjutnya.⁣
Tidak sabar? bukan!⁣
Aku hanya ikut merasa cemas dan takut saat membaca tiap halamannya. Ibarat melihat hantu, aku ingin cepat-cepat menuju siang. Maka dari itu membaca novel ini tak terasa menjadi agak cepat dari biasanya. ⁣
Sudut pandang yang diambil dari sudut pandang Gwen ini, sangatlah membuat parno. Masalah tentang lupa menutup pintu saja sampai mengharuskan Gwen bersiap-siap mengambil senjata api. Belum lagi tokoh-tokoh yang mulai bermunculan membuat aku menaruh curiga pada setiap tokohnya. ⁣
Namun, sejauh membaca novel ini aku beberapa kali menemukan kalimat yang rancu, kurang beberapa kata atau setidaknya membuat kalimat kurang enak dibaca. Contohnya pada kalimat di baris terakhir penggalan narasi di atas setelah tanda tanya.⁣
Bagaimana menurut kalian? apa cuma perasaanku saja? 🤔⁣
Selengkapnya akan aku bahas nanti setelah selesai membaca. Untuk sekarang, aku hanya ingin membagi rasa cemasku saat membaca novel ini. ⁣
Salam cemas! hahaha.⁣

Continue reading [Menuju tuntas] 120/359⁣ Stillhouse Lake by Rachel Caine⁣ ⁣|| Bagaimana bisa?

Kamis, 21 Mei 2020

,

[Menuju tuntas] 99/359 Stillhouse Lake by Rachel Caine || Bergegas!



"Aku tidak akan menyeret anak-anakku detik ini juga, lalu kabur, tetapi pastinya aku harus membuat rencana untuk kabur darurat kalau-kalau semua memburuk...."⁣
Sejauh aku baca novel ini, aku tidak pernah tenang. Tegang terus rasanya. Aku memang belum menemukan banyak masalah disini selain sesuatu yang dianggap masalah oleh Gwen karena paranoid-nya. Tapi tingkah Gwen dan situasi yang diceritakannya seakan membuat masalah tersendiri.⁣
Dan masalahnya adalah aku yang tidak bisa berhenti baca meski diliputi rasa tegang.⁣

Continue reading [Menuju tuntas] 99/359 Stillhouse Lake by Rachel Caine || Bergegas!

Sabtu, 16 Mei 2020

,

[Menuju tuntas] 38/359 Stillhouse Lake by Rachel Caine || Oh tidak dengan mayat itu!


Seperti judul diatas, ini adalah update terakhir aku membaca novel. Tidak ada tujuan lain dalam menulis ini selain untuk melihat perkembangan diri sendiri dalam membaca novel. Mungkin suatu saat nanti, saat aku tidak lagi punya waktu untuk membaca seperti sekarang, aku akan mengenang kegiatan-kegiatan ini dengan cara melihatnya di sini. Melihat bahwa aku pernah bahagia dengan melakukan apa yang aku suka.

Dan tanpa pikir panjang lagi, aku akan membahas novel ini sekarang.

Continue reading [Menuju tuntas] 38/359 Stillhouse Lake by Rachel Caine || Oh tidak dengan mayat itu!

Jumat, 17 April 2020

Menulis Tanpa Popularitas

Pernah tidak, kamu dalam posisi mencari-cari apa yang kamu inginkan? Kalau pernah, kita sedang ada dalam fase yang sama. Sekarang aku sedang bingung. Mulai dari bingung menentukan nanti mau PKL dimana, judul apa yang mau diambil buat TA nanti, sampai hal-hal yang bentuknya hobi seperti nulis.

Ngomong-ngomong tentang nulis, dari SD aku memang sudah menggeluti dunia menulis. Aku merasa hanya menulis saja yang membuatku setidaknya lebih unggul dari teman-temanku. Dan aku selalu mencari apapun untuk bisa aku tulis. Aku baca buku, untuk aku tulis resensinya. Aku menghayal, untuk aku tulis hayalannya. Dan aku bermimpi, untuk aku tulis mimpinya.

Semua orang pasti memilih untuk mewujudkan impiannya ketimbang menuliskannya. Tapi bagiku, dengan menuliskannya, impianku semua sudah terwujud. Bagaimana aku mencapai pembacaku dengan tulisan dan membuat mereka tahu dengan apa yang aku pikirkan. Toh, mimpiku sendiri adalah berkomunikasi dengan orang banyak lewat tulisan.

Mulai dari membuat blog, yang entah ini sudah blog keberapa yang aku buat, sampai membuat akun di sosial media dan platform menulis. Aku sudah mencurahkan tulisanku. Tapi saat sudah mencapai beberapa orang, aku malah meninggalkannya. Aku kesal pada diriku yang seperti ini. Semangatku mudah tersulut dan mudah juga padam. Aku hanya perempuan yang kekurangan tekad.

Aku tahu kalian yang membaca postinganku ini hanya beberapa. Bahkan hanya itungan jari. Aku yakin. Tapi entah kenapa aku lebih nyaman seperti ini. Khususnya di postingan tentang aku yang berkeluh kesah. Tapi untuk hal yang lain seperti cerita dan resensi, aku selalu ingin mendapat teman. Itu karena tidak ada yang bisa aku ajak bicara tentang buku. Itu membuatku sedih. Tapi bukannya kalau menyukai sesuatu itu tidak perlu balasan?

Entah mana yang harus aku pilih, karena memang itu selalu menjadi topik trending di kepalaku, bersosialisasi dengan cara mencari rekan sefrekuensi di sosial media, atau fokus dengan apa yang aku tulis tanpa berpikir bahwa memiliki teman satu frekuensi juga penting? Karena pada nyatanya, hanya aku yang mengejar.

Egoku selalu bilang, aku harus bisa berdiri sendiri. Aku harus yakin bahwa tulisan indah akan menemukan pembacanya. Bukan artinya tulisanku indah, aku rasa itu sangat jauh, itu hanya istilah. Tapi sebelum kalian salah sangka dan aku menjadi besar kepala, mari ganti kata 'indah' dengan 'aku'.

Aku hanya ingin menulis tanpa mementingkan popularitas, karena jika mementingkan popularitas itu hanya akan buat sakit hati saat tahu aku tidak mendapat umpan balik. Dan aku juga sadar, aku bukan siapa-siapa di dunia literasi. Jadi diriku, tolong camkan ini, aku menulis untuk diriku sendiri, dan aku punya pembacaku sendiri. Tetap semangat!

Curhatan ini lebih kepada aku yang ingin menemukan pembacaku tanpa mementingkan kehidupan sosial yang berkaitan dengan popularitas. Aku yang menulis tulus berharap menemukan pembacaku yang juga tulus membaca tulisanku. Aku hanya penulis kecil, tapi mimpiku besar. Jadi, untuk aku dan dari aku, tetaplah menulis sampai kamu lupa kenapa kamu menulis. Karena dengan begitu akan sedikit kamu bicara hal tidak berguna di kehidupanmu.


Continue reading Menulis Tanpa Popularitas

Sabtu, 04 April 2020

Masa Karantina Tidak Selamanya Menyebalkan

Hai readers! apa kabar kalian? semoga sehat-sehat saja, ya. Untuk yang sedang sakit semoga cepat sembuh (love) dan untuk kalian yang masih harus meninggalkan rumah karena berbagai macam alasan, tetap hati-hati dan jaga selalu kesehatan. 

Sedikit cerita, aku pernah posting tentang virus corona kan di postingan sebelumnya. Dan sekarang aku sudah dapat kepastian, readers. Kuliahku jadi libur satu semester, semua kegiatan dilakukan secara online dan tidak tatap muka. Aku diharuskan pulang oleh Ibu karena khawatir terkena virus Corona. Akhirnya aku dan teman satu kamarku pun pulang memenuhi perintah orang tua masing-masing.

Baca juga : [DAILY] Corona Masuk Kampus

Dan seperti yang pemerintah anjurkan yaitu #dirumahsaja , aku benar-benar mengikutinya. Aku tidak pergi selangkahpun dari dalam rumah. Bahkan untuk memanggil tukang sayur yang ada di pinggir jalan pun, Ibuku yang melakukannya. Benar-benar dikarantina oleh bunda ratu.

Kalau kalian bagaimana? apa kegiatan kalian selama masa karantina? bosan tidak? 

Sebenarnya bohong jika bilang tidak pernah bosan, bosan itu wajar, sesekali pasti datang berkunjung. Seperti aku sekarang. Kegiatanku hanya kuliah online, baca novel, bantu-bantu Ibu dirumah, nulis artikel dan rebahan tentunya. Satu-satunya yang membuatku sibuk adalah tugas yang tidak ada habisnya. Dan kalau sudah selesai satu soal, aku akan diam lagi.

Beda ya, kalau di kostan aku tidak pernah bosan. Aku selalu punya cara untuk menghilangkan rasa bosan, ditambah disana tentunya banyak teman. Tapi, setelah aku muhasabah diri lebih jauh, ini semua banyak manfaat positifnya kok! seperti keadaan bumi yang dikabarkan membaik karena polusi yang turun drastis sampai lapisan ozon yang kembali tertutup, efek internal juga aku rasakan.

Satu, yang aku alami dan rasakan, semenjak karantina ini aku jadi semakin rajin membaca dan menggali materi kuliah. Hahaha! tentu saja karena tidak ada yang bisa ditanyai lebih dalam jika tidak tahu, karena tidak bertemu dengan dosen dan teman-teman juga kan? Mau tidak mau aku jadi belajar sendiri. 

Hiks, kalau lihat aku yang baca materi kuliah rasanya terharu, jadi ingat masa-masa SMP yang ambis banget sama pelajaran. 

Aku rindu aku yang dulu~

Dua, uang jajanku utuh. Sebenarnya tidak sepenuhnya utuh karena aku baru saja beli buku untuk bahan review nanti disini. Tapi tetap saja masih terbilang utuh jika dibanding hari-hari normal  Heuheu...

Tiga, aku bisa mengerjakan banyak kegiatan yang biasanya tertunda karena kegiatan kampus. Dalam sehari aku bisa bloging, melanjutkan projek novelku, dan baca novel.

Untukku pribadi itu adalah kegiatan yang bisa dengan lancar aku lakukan di masa-masa karantina ini. Selebihnya aku merasa sama saja seperti sebelumnya. Karena ada atau tidaknya masa karantina aku tetaplah kaum rebahan level tinggi yang menjunjung tinggi kenikmatan rebahan. Jadi masa karantina ini tidak terlalu berpengaruh banyak untukku. Hanya saja bedanya aku tidak bisa mengobrol langsung dengan teman-teman saja. 

Satu-satunya yang membuatku sedih di masa karantina adalah mereka yang masih saja berkeliaran tanpa tujuan yang jelas diluar sana dan mengabaikan perintah untuk diam dirumah. Mereka yang panic buying sampai membuat orang yang benar-benar membutuhkan justru tidak kebagian. Padahal, dengan diam dirumah dan jaga kesehatan saja sudah dapat menolong kita dari virus.

Aku aja yang mesti ninggalin kostan dan lemari buku disana diem aja tuh dirumah, padahal menurutku itu hal penting. Dan meski kostan harus tetap dibayar walau tanpa ditempati, aku masih setia diem di dalam rumah aja kok. Gak nekat nyamperin ke sana. Yang ini curhat beneran.

Semoga orang-orang ngeyel diluar sana diberi kesadaran oleh Allah aamiin...


stay at home, guys! Sehat selalu. Karantina diri tidak selamanya menyebalkan, kok. Ini membuat kita melirik hal positif yang sebelumnya sering terabaikan karena kesibukan diluar sana.

Jadi... Gimana cerita kalian? Komen dibawah ya ^^





Continue reading Masa Karantina Tidak Selamanya Menyebalkan

Minggu, 15 Maret 2020

Corona Masuk Kampus

Hai! jadi, tepatnya tanggal 16 maret 2020, aku masuk kampus lagi. Disaat kampus lain sudah libur, aku baru masuk kampus setelah libur semester. Dan kabarnya, kampus-kampus diluar sana sudah meliburkan mahasiswanya. Tapi kampusku belum juga libur, entah belum atau tidak akan.

Aku tahu, kalian pasti sudah tahu apa penyebabnya. Virus Corona. Virus yang sekarang sedang eksis di dunia ini membuat semua orang takut untuk keluar rumah. Jadi alasan aku ingin membagikan cerita di hari pertama aku masuk ini tujuannya curhat saja. Dan jangan karena aku bingung harus merasa bahagia atau bersedih, kalian juga jadi bingung harus melanjutkan baca atau tidak, ya. Hahaha!

Ah iya, Aku mau bilang, hampir setiap hari aku akan masuk kampus pagi. Sepertinya aku harus bawa topi dan dasi juga.

Sebenarnya... aku rindu teman-temanku juga sih. Yah setidaknya dari skala satu sampai sepuluh angka rinduku berhenti di dua. Setidaknya aku rindu. Jadi saking semangatnya, setelah shalat subuh aku langsung berbenah diri dan juga kamar, bahkan disaat teman kamarku saja belum bangun. Corona mengubah segalanya(?) dan ini barang-barang wajib yang aku bawa ke kampus.




Karena aku berada di fakultas IT, jadi laptop adalah barang wajib yang harus pake banget aku bawa-bawa. Tapi sialnya pagi tadi aku malah harus update di menit-menit terakhir jam masuk. Bayangkan aku yang membawa laptop terbuka ditangan sepanjang perjalanan ke kampus.



Terus aku juga bawa hardisk buat jaga-jaga kalau tiba-tiba perlu data penting.


Jangan lupa bawa chargerrrrr.... kacamata juga.



Kalau ini sih buat santai aja, gak mungkin aku pakai saat sedang belajar. Aku tahu diri untuk tidak menyia-nyiakan waktuku dikelas dengan tidak memperhatikan dosen mengajar. Kuliah mahal cuy!




Dan ini situasi dikelas, kosong. Padahal sudah jam masuk. Takut Corona katanya. Dan lucunya, sekalinya ada orang, mereka malah sibuk dengan masker masing-masing.




Sialnya sampai perkuliahan dimulai pun laptopku masih dalam keadaan seperti ini.


Kelasku rata-rata tidak pakai buku. Semuanya digital dan online, bawa buku untuk orang yang emang rajin aja catat omongan dosen. Aku? hmmmm... jangan ditanya. Apa terdapat buku dari gambar diatas? kalian akan tahu setelah lihat gambar.

Jadi, hanya itu kegiatanku di hari pertama. Membosankan, menyebalkan dan sedikit menakutkan. Kampus sepi dari biasanya, suasana jadi terasa parno, dan semua sedang menunggu kabar resmi dari rektor untuk perubahan metode pembelajaran tatap muka menjadi e-learning.


Haaaah... tidak seru. Kalian menyesal sudah baca? yah sudahlah mau bagaimana lagi. Sudah terjadi.

Sampai jumpaaaa




Continue reading Corona Masuk Kampus

Kamis, 05 Desember 2019

Antara gorengan dan olahraga


Sepulang ngampus, aku sama dua temenku tiba-tiba kepikiran buat jalan-jalan sambil jajan-jajan manja dipinggiran kota Moci. Biasa, anak semester tiga yg tahun depan udah mulai TA rentan terkena stress karena tugas yang amit-amit banyaknya. Kan suka jadi pengen nimbun lemak kalo gitu tuh.

Asalnya gak ada niatan sih, cuma dipikir-pikir kok aku memperbudak otak banget sih. Udah sebulan gadang mulu ngurusin tugas sampe lupa jajan hahaha... Jadi tanpa basa-basi aku ngajak teman buat jajan.

Untuk tempat makannya sendiri juga kebetulan banget, kebetulan Nemu tempat enak buat duduk nikmati langit mendung. Dan yah, seperti judulnya, kita makan gorengan. Makan gorengan dan minum berkalori tinggi ditempat orang-orang yang susah payah nurunin BB.

Ya maap, gak sengaja.
Continue reading Antara gorengan dan olahraga

Kamis, 13 Desember 2018

Di penghujung 2018





2018 memang akan segera berakhir. Namun, kisah hidupku baru saja dimulai. Orang bilang sweet seventeen adalah angka paling manis dimana langkah pertama seseorang menuju dewasa ada didalamnya. Ya, benar. Menurutku itu semua benar, dan untuk kalian yang tidak sependapat denganku aku tidak memaksa kalian untuk menyetujuinya. Mungkin lebih tepatnya aku mencoba dewasa pada saat itu. Belajar ikhlas dan menerima semuanya. Menjadi dewasa bukan tentang hal manis, melainkah tentang arti hidup yang sebenarnya. Di dunia ini semua kejadian bisa terjadi. Bahkan, jika saat ini kamu sedang menonton drama lalu pergi keluar dan melihat semua adegan itu terjadi dikenyataan, kamu tidak usah kaget. Begitulah hidup.

Tapi kawan, aku bukan ingin membahas sweet seventeenku yang sedikit berbeda dengan yang lain. Ini tentang aku di tahun 2018 dan usiaku yang 18 tahun. Tentang sahabatku, kisah cintaku, dan perjuanganku. Terutama tentang perjuangan. Perjuangan disini bukan perihal aku yang melawan kerasnya hidup, melainkan pahitnya kenyataan dan manisnya keikhlasan. Sebenarnya, saat aku duduk dikelas dua SMA aku membayangkan bahwa ujian paling beratku adalah ujian nasional, SNMPTN, dan SBMPTN. Ternyata aku salah, ujian terberatku adalah dipaksa ikhlas.

Yah, sesuatu terjadi di penghujung tahun 2017 lalu. Dan dari sana aku belajar apa itu kenyataan yang sebenarnya. Aku benar-benar merasakannya, bukan hanya sekedar membaca atau mendengar lalu jadi tahu, melainkan merasakannya. Mungkin bohong jika aku bilang bisa langsung menerima, tapi itu yang terjadi. Setidaknya untuk sementara. Yah memangnya siapa yang tega memberi tahu semuanya saat aku baru saja mendapat gelar remaja? Tentu saja itu dilakukan secara perlahan. Perlahan sampai tiba di tahun 2018 aku mengetahui semuanya secara rinci.

Aku kecewa, menangis, terluka, tapi tak bisa menyalahkan. Sejenak aku sempat merasa untuk meluapkan amarah, tapi kutahan karena itu akan terlihat kekanak-kanakkan. Tapi apa menangis juga kekanak-kanakkan? Ah sepertinya tidak bisa dikatakan begitu jika menangisnya secara diam-diam, bukan? Hem... apa kalian pernah dengar tentang masalah yang mendewasakan seseorang? Aku sedang merasa menjadi tokoh utama di kutipan itu jika kalian ingin tahu. Dan kurasa aku bisa menjadi sedikit bijak dan hati-hati dalam memilih langkah ketika masalah itu datang. Allah memang tidak memberi umatnya ujian yang tidak berarti. Semua berarti, bahkan untuk menguntungkan kita. Percaya deh.

Dari kejadian itu aku mulai merasa tenang dan tabah. Pertengahan 2018 seakan menjadi awal dari hidupku. Aku memaafkan, melihat dunia dari dua sisi, dan sedikit mengalah. Lalu aku bangkit dan mulai tersenyum kembali bersama teman-temanku. Aku menjadi sangat peka saat itu, bahkan terlalu peka sampai rasanya menjadi sensitif. Entahlah, aku jadi mudah terusik. Lalu dengan sendirinya aku mulai tenang kembali setelah dibiarkan sendiri. Untuk temanku, khususnya kalian SWAG, terimakasih sudah menjadi pengisi waktu-waktuku. Mengajakku bertahan disemua masalah. Yah... meski terkadang ketika aku curhat kalian juga ikut curhat lalu aku ujung-ujungnya menjadi pendengar kalian, tapi aku tetap merasa senang, itu artinya kita saling percaya.

Dan untuk kamu yang kukuh dengan perasaanmu padaku, maaf karena sampai saat ini masih meragukanmu. Aku hanya tak ingin mengenal cinta untuk sementara ini. Itu karena kejadian yang kualami di keluargaku mau tak mau membuatku sedikit ragu dan berhati-hati. Maaf, aku melakukan semua tidak hanya padamu saja. Aku juga melakukan hal yang sama pada lelaki lain. Dan bila memang kita ditakdirkan bersama, kita akan bersama. Tapi untuk saat ini biarkan aku sendiri dengan semua yang aku rencanakan. Terjadi atau tidaknya, adalah hak sang kuasa untuk menentukan.

Sekarang, aku sudah menjadi mahasiswa yang sebentar lagi akan merasakan yang namanya UAS untuk naik ke semester dua. Puji dan syukur aku ucapkan pada Allah yang telah memberiku ijin untuk hidup sampai detik ini. Juga rasa terimakasih untuk 2018 yang menemaniku selama berproses menjadi seseorang yang paham. Mungkin sekarang bukan waktu yang tepat untuk mengucapkan perpisahan denganmu, tapi ketahuilah bahwa akhir tahun nanti aku sudah masuk persiapan UAS. Aku takut tidak bisa mengucapkan selamat tinggal padamu. Jadi aku menulisnya sekarang. Sungguh, kamu adalah awal. Terimakasih 2018.

Continue reading Di penghujung 2018

Rabu, 25 April 2018

Q&A Bersama Penulis Wattpad Sekaligus Tips Saat Menulis


Sekarang ini sudah banyak orang yang berlomba-lomba untuk menerbitkan novelnya ke penerbit mayor, indie, maupun self publishing. Atau hanya menulis dan mempublikasikannya lewat media sosial atau situs kepenulisan lainnya. Salah satunya Kak Aydahana yang memulai karirnya sebagai penulis novel di Wattpad.

Wattpad sendiri merupakan komunitas online bagi para penulis dan pembaca yang memiliki fungsi hampir sama dengan blogger. Untuk menulis atau sekedar membaca cerita pendek, puisi, artikel sampai novel, kalian bisa membuat akun gratis disana. Tapi bagi kalian yang tidak berniat membuat akun, bisa langsung mengunjungi wattpad versi mobilenya di m.wattpad.com

Kak Aydahana sendiri adalah penulis yang tidak bisa di ragukan lagi kemampuannya. Itu terbukti dari karyanya yang sudah mencapai empat belas novel keren yang sudah dibaca jutaan kali dan dengan pengikut mencapai 25,7K. Jumlah yang sangat banyak, ya.

Namun meskipun begitu, beliau tetap rendah hati dan ramah kepada penulis maupun pembaca yang baru mengenal dunia kepenulisan. Bahkan aku sendiri merupakan salah satu penggemarnya yang merasa beruntung karena mendapat tanggapan baik dari Kak Aydahana. Dan aku yakin, masih banyak penggemar lainnya yang mendapat tanggapan baik dari beliau mengingat sikapnya yang ramah serta rendah hati.

Berawal dari pesan singkat yang aku kirim melalui wattpad untuk meminta persetujuan wawancara sampai berlanjut bertukar nomor whatsapp, beliau menanggapinya dengan ramah dan menyetujui untuk melakukan wawancara. Ini dia hasil wawancara bersama Kak Aydahana :


Q : Pertama tahu Wattpad dari siapa?

A : Pertama tahu Wattpad dikasih tahu adik.

Q : Kenapa Kakak pilih Wattpad?

A : Karena waktu itu sudah kehabisan bacaan gratis dari ngunduh di Google Play       (dulu banyak novel gratisan di Google Play)

Q : Cerita pertama yang Kakak buat apa?

A : Cerita pertama judulnya You Are Mine dengan kisah perjodohan yang sebenarnya banyak sekali tema serupa di Wattpad (tahun 2014)

Q : Apa kesulitannya? apa itu novel paling berat yang dibikin?

A : Justru itu paling mudah karena hanya ditulis tanpa riset apapun.

Q : Butuh berapa lama Kakak menyelesaikan novel?

A : Tergantung  tingkat kesulitan. Semakin rumit masalah dalam novel itu semakin lama dikerjakan. He Is My Husband (kisah thriler romance) pertamaku dikerjakan selama 8 bulan.

Q : Apa yang kakak rasain pas tau banyak yang suka cerita Kakak?

A :  Senang dong.

Q : Kan suka banyak yang pengen tanya tuh Kak, gimana sih biar ceritanya banyak yang vote atau lihat? 

A :  Tulislah novel kalian tanpa memikirkan vote atau view. Vote dan view itu bonus.

Q : Kita harus bergaul dengan penulis lain?

A : Kita harus bergaul dengan penulis lain.

Q : Kakak pernah gak dapet vote sama view kecil?

A : Pernah.

Q : Awal-awal Kakak nulis di Wattpad yang baca dikit atau langsung banyak? Terus apa yang Kakak lakuin buat ningkatin semua itu? 

A :  Pertama kali publish ngga langsung banyak tapi aku terus menulis karena menulis novel itu passion aku.

Q : Kak, ngatur waktu sehari-hari buat nulis itu susah gak sih? Terus cerita kayak apa yg Kakak suka? 

A : Aku suka cerita thriller/suspense romance.

Q : Tips dan nasehat buat pemula? 

A : Tulislah novelmu sebaik mungkin, belajar kepenulisan is a must dan riset supaya novel kalian semakin sempurna karena didukung fakta bukan rekaan semata.

Q : Menurut Kakak karya yang bagus itu yang kayak gimana?

A : Karya (novel) yang bagus adalah yang bikin aku mager (males gerak) kemana-mana kecuali sudah membacanya sampai tamat.



Nah itu dia wawancara singkat yang aku lakukan bersama Kak Aydahana, buat kalian yang mau berbincang langsung, bisa kunjungi lapaknya langsung di sini https://www.wattpad.com/search/aydahana 

Dan buat para penulis yang baru memulai karirnya seperti aku, jangan berkecil hati dan terus berusaha untuk melakukan yang terbaik. Karena penulis hebat sekalipun berawal dari bawah. Jadi buat kita yang masih dibawah masih banyak kesempatan untuk menuju puncak.

Jangan lupa untuk membaca karyanya serta vote, ya! sampai jumpa dilain waktu. Dan buat kalian yang ingin berbagi, sekedar reomendasi atau punya cerita yang ingin di publikasikan, bisa komentar di artikel ini atau melalui email ke rizkifauziah099@gmail.com maupun akun wattpadku https://www.wattpad.com/user/Poetess05






Continue reading Q&A Bersama Penulis Wattpad Sekaligus Tips Saat Menulis