Jumat, 17 April 2020

Menulis Tanpa Popularitas

Pernah tidak, kamu dalam posisi mencari-cari apa yang kamu inginkan? Kalau pernah, kita sedang ada dalam fase yang sama. Sekarang aku sedang bingung. Mulai dari bingung menentukan nanti mau PKL dimana, judul apa yang mau diambil buat TA nanti, sampai hal-hal yang bentuknya hobi seperti nulis.

Ngomong-ngomong tentang nulis, dari SD aku memang sudah menggeluti dunia menulis. Aku merasa hanya menulis saja yang membuatku setidaknya lebih unggul dari teman-temanku. Dan aku selalu mencari apapun untuk bisa aku tulis. Aku baca buku, untuk aku tulis resensinya. Aku menghayal, untuk aku tulis hayalannya. Dan aku bermimpi, untuk aku tulis mimpinya.

Semua orang pasti memilih untuk mewujudkan impiannya ketimbang menuliskannya. Tapi bagiku, dengan menuliskannya, impianku semua sudah terwujud. Bagaimana aku mencapai pembacaku dengan tulisan dan membuat mereka tahu dengan apa yang aku pikirkan. Toh, mimpiku sendiri adalah berkomunikasi dengan orang banyak lewat tulisan.

Mulai dari membuat blog, yang entah ini sudah blog keberapa yang aku buat, sampai membuat akun di sosial media dan platform menulis. Aku sudah mencurahkan tulisanku. Tapi saat sudah mencapai beberapa orang, aku malah meninggalkannya. Aku kesal pada diriku yang seperti ini. Semangatku mudah tersulut dan mudah juga padam. Aku hanya perempuan yang kekurangan tekad.

Aku tahu kalian yang membaca postinganku ini hanya beberapa. Bahkan hanya itungan jari. Aku yakin. Tapi entah kenapa aku lebih nyaman seperti ini. Khususnya di postingan tentang aku yang berkeluh kesah. Tapi untuk hal yang lain seperti cerita dan resensi, aku selalu ingin mendapat teman. Itu karena tidak ada yang bisa aku ajak bicara tentang buku. Itu membuatku sedih. Tapi bukannya kalau menyukai sesuatu itu tidak perlu balasan?

Entah mana yang harus aku pilih, karena memang itu selalu menjadi topik trending di kepalaku, bersosialisasi dengan cara mencari rekan sefrekuensi di sosial media, atau fokus dengan apa yang aku tulis tanpa berpikir bahwa memiliki teman satu frekuensi juga penting? Karena pada nyatanya, hanya aku yang mengejar.

Egoku selalu bilang, aku harus bisa berdiri sendiri. Aku harus yakin bahwa tulisan indah akan menemukan pembacanya. Bukan artinya tulisanku indah, aku rasa itu sangat jauh, itu hanya istilah. Tapi sebelum kalian salah sangka dan aku menjadi besar kepala, mari ganti kata 'indah' dengan 'aku'.

Aku hanya ingin menulis tanpa mementingkan popularitas, karena jika mementingkan popularitas itu hanya akan buat sakit hati saat tahu aku tidak mendapat umpan balik. Dan aku juga sadar, aku bukan siapa-siapa di dunia literasi. Jadi diriku, tolong camkan ini, aku menulis untuk diriku sendiri, dan aku punya pembacaku sendiri. Tetap semangat!

Curhatan ini lebih kepada aku yang ingin menemukan pembacaku tanpa mementingkan kehidupan sosial yang berkaitan dengan popularitas. Aku yang menulis tulus berharap menemukan pembacaku yang juga tulus membaca tulisanku. Aku hanya penulis kecil, tapi mimpiku besar. Jadi, untuk aku dan dari aku, tetaplah menulis sampai kamu lupa kenapa kamu menulis. Karena dengan begitu akan sedikit kamu bicara hal tidak berguna di kehidupanmu.


0 comments:

Posting Komentar

Tolong berkomentar yang baik dan sopan ya, readers! juga centang kolom 'Notify me' sebelum publish komentar untuk mendapat notif balasan.
^^