Minggu, 28 Januari 2024

,

[Review Film] : Night Swim (2024) || Supranatural Horror


Judul             : Night Swim 

Genre            : Supranatural Horror

Tanggal rilis : 4 Januari 2024 

Sutradara      : Bryce McGuire

Produser       : James Wan dan Jason Blum 


SINOPSIS

Night Swim adalah film horror supranatural dari Amerika serikat yang tayang pada tahun 2024. Menurut Wikipedia, sebelum menjadi film layar lebar "Night Swim" pernah ditulis dan disutradarai oleh McGuire dan Rod Blackhurst di film pendek pada tahun 2014. 

Cerita Night Swim bermula saat mantan atlet bisbol Ray Waller dan istrinya Eve Waller memutuskan membeli rumah untuk memulai hidup baru setelah Ray Waller mengidap penyakit degeneratif. Tidak hanya Ray dan Eve, tapi kedua anaknya Izzy Waller dan Elliot Waller pun mau tidak mau harus beradaptasi dengan lingkungan baru lagi setelah beberapa kali pindah rumah. 

Pada perjalanan pulang memeriksa calon rumah, mereka melihat rumah kosong lain diperjalanan pulang. Rumah yang luas dan cukup terawat membuat keduanya tertarik untuk melihat-lihat kedalamnya. Setelah di cek ternyata rumah itu memiliki kolam renang di belakang rumah sehingga menjadi nilai lebih, dan pada akhirnya mereka pun memutuskan untuk membeli rumah itu. Namun belum juga menempati rumahnya, teror bahkan sudah dimulai. Yang mana target pertamanya adalah Ray.




Awalnya Ray dan Eve memilih rumah itu dengan harapan Izzy dan Elliot akan dengan mudah mendapat teman karena bisa mengajak teman-temannya bermain di kolam, namun seiring berjalannya waktu Ray menjadikan kolam renang itu sebagai media terapi untuk kakinya. 

Tidak ada keanehan sebelumnya, sampai akhirnya Ray menyadari bahwa sesuatu yang ganjal terjadi pada tubuhnya setelah berenang disana, dimana kakinya pulih dengan cepat sehingga membuat obsesi kecil pada kolam renang itu tumbuh pada diri Ray. Namun berbeda dengan Ray Waller, Eve dan kedua anaknya justru mulai merasakan teror-teror misterius setiap kali berenang di kolam itu. 





Kira-kira teror apa dan kenapa mereka di teror ya? 


Review

Untuk adegan awal yang aku lihat di film Night Swim ini tidak berbeda dengan film-film horror biasanya dimana ada keluarga kecil yang mencari rumah baru untuk memulai hidup baru, namun rumah yang dipilih memiliki misteri yang akhirnya menghantui mereka semua. Namun latar belakang para tokoh di Night Swim inilah yang membedakan dengan film lainnya yang pernah aku tonton. Terlebih objek disini bukanlah rumah melainkan kolam renang di rumah itu.

Sesuai dengan judulnya 'Night Swim'.

To the point. Kalau aku biasanya harus sibuk menebak-nebak lebih dulu tentang kejadian apa yang sebelumnya terjadi hingga menimbulkan teror, Night Swim justru membeberkannya di awal film. Begitu pula dengan teror apa saja yang mengintai sehingga merenggut nyawa orang yang berenang di malam hari. 

Di awal cerita aku disuguhkan tentang kisah seorang gadis kecil bernama Rebecca yang tinggal bersama saudara dan ibunya. Pada suatu malam Rebecca menghampiri saudaranya yang memang sakit-sakitan untuk menawarkan bantuan mencari mainan perahunya yang hilang di kolam renang, setelah melihat respon saudaranya akhirnya Rebecca memutuskan untuk mencari mainan perahu itu. Namun sayang dia terjatuh dan makhluk air itu mengambil nyawanya. 

Secara keseluruhan Night Swim bukanlah film yang membuat aku mencari-cari apa latar belakang teror, melainkan penyebab teror itu harus muncul. Scene demi scene Night Swim disajikan dengan suasana menegangkan yang cukup dan hanya berfokus pada satu titik. Jumpscare yang disuguhkan pun masih bisa diterima oleh jantungku yang kagetan ini hahaa. 

Menurutku film Night Swim ini memiliki porsi kisah horor dan kekeluargaan yang imbang. Karena mengusut tema keluarga yang saling mendukung satu sama lain. Interaksi Izzy dan Elliot juga dibuat realistis menurutku, tidak melulu bertengkar dan dipaksa akur oleh keadaan seram, tidak juga terlalu akur yang menghilangkan ciri khas kakak dan adik. 

Izzy Waller yang diperankan oleh Amelie Hoeferle ini memiliki sifat yang cukup bisa bergaul dan beradaptasi cepat. Namun hati-hati dan pemikir secara bersamaan. Berbeda dengan Elliot Waller yang diperankan oleh Gavin Warren yang memiliki sifat pemurung, minder, takut mencoba hal baru, namun memiliki jiwa perasa. Tapi jangan salah, karena sebenarnya Elliot juga memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan pintar. Elliot hanya butuh didampingi oleh ibunya yang selalu memberinya semangat.

Ada beberapa pertanyaan yang mengganjal pikiranku setelah selesai menonton Night Swim, diantaranya adalah kenapa 'dia' dijadikan target dan siapa makhluk itu? Bagaimana nasib akhir arwah para korban? Apa keluarga sebelumnya sebenarnya terlibat?

Secara keseluruhan dari segi cerita menurutku Night Swim ini masih bisa dikembangkan lagi terutama dibagian plot twist-nya. Menurutku kalau memang film ini tidak akan ada lanjutannya, daripada tidak ada sama sekali lebih baik kejadian di awal film itu disimpan di akhir saja, kecuali kalau memang akan ada lanjutannya.  Tipikal film horror yang masih bisa ditonton sendirian.

Berbeda dengan ceritanya, segi tokoh dan acting para aktor menurutku sudah bagus. Apalagi disini Ray (Wyatt Russell) dan Eve (Kerry Condon) sweet banget! terutama Eve. Tipikal pasangan yang positif, pengertian, setia dan selalu memberi semangat pada Ray yang hampir kehilangan semangat hidupnya. Ray juga tidak kalah kerennya, dia punya semangat tinggi untuk sembuh dan rela berkorban apa pun demi keluarga kecilnya. 

Oke, sekian review film Night Swim dariku. Rating 3/5 untuk Night Swim.

Yang akan menonton film-nya, happy watching ya!


SYNOPSIS

Night Swim is a supernatural horror film from the United States which will be released in 2024. According to Wikipedia , before becoming a feature film "Night Swim" was written and directed by McGuire and Rod Blackhurst in a short film in 2014. 

The story of Night Swim begins when former baseball athlete Ray Waller and his wife Eve Waller decide to buy a house to start a new life after Ray Waller suffers from a degenerative disease. Not only Ray and Eve, but their two children, Izzy Waller and Elliot Waller, inevitably had to adapt to a new environment after moving houses several times. 

On their way home to check out prospective houses, they saw another empty house on the way home. The house is spacious and well maintained, making both of them interested in looking inside. After checking, it turned out that the house had a swimming pool behind the house, so it added value, and in the end they decided to buy the house. But before he had occupied his house, the terror had already begun. The first target is Ray.

Initially Ray and Eve chose that house in the hope that Izzy and Elliot would easily make friends because they could invite their friends to play in the pool, but as time went by Ray used the swimming pool as a therapy medium for his feet. 

There was nothing strange before, until finally Ray realized that something strange had happened to his body after swimming there, where his legs recovered quickly, making a small obsession with the swimming pool grow in Ray. However, unlike Ray Waller, Eve and her two children began to feel mysterious terrors every time they swam in the pool. 

What terror do you think they are and why are they being terrorized? 

Review

The initial scene that I saw in the film Night Swim is no different from usual horror films where there is a small family looking for a new house to start a new life, but the house chosen has a mystery that ultimately haunts them all. However, the background of the characters in Night Swim is what differentiates it from other films I have ever watched. Moreover, the object here is not the house but the swimming pool in the house.

As the title suggests 'Night Swim'.

To the point. If I usually have to be busy guessing first about what events previously happened to cause terror, Night Swim actually reveals it at the beginning of the film. Likewise with any terror that lurks and takes the lives of people who swim at night. 

At the beginning of the story I was presented with the story of a little girl named Rebecca who lives with her siblings and mother. One night, Rebecca approached her sister, who was sick, to offer help looking for her lost toy boat in the swimming pool. After seeing her sister's response, Rebecca finally decided to look for the toy boat. But unfortunately he fell and the water creature took his life. 

Overall, Night Swim is not a film that makes me look for the background of the terror, but rather the cause of the terror that must appear. Scene after scene of Night Swim is presented with quite a tense atmosphere and only focuses on one point. The jumpscare that was presented was still acceptable to my shocked heart hahaa. 

In my opinion, the film Night Swim has an equal portion of horror and family stories. Because it explores the theme of families supporting each other. Izzy and Elliot's interactions are also made realistic in my opinion, they don't always have to fight and are forced to get along due to scary circumstances, they don't get along too well which eliminates the characteristics of a brother and sister. 

Izzy Waller, played by Amelie Hoeferle, is quite sociable and adapts quickly. But be careful and thoughtful at the same time. In contrast to Elliot Waller, played by Gavin Warren , who is gloomy, insecure, afraid to try new things, but has a feeling soul. But don't be mistaken, because actually Elliot also has high curiosity and is smart. Elliot only needs to be accompanied by his mother who always gives him encouragement.

There were several questions that plagued my mind after finishing watching Night Swim, including why 'he' was the target and who was that creature? What is the final fate of the victims' spirits? Was his previous family actually involved?

Overall, in terms of story, I think Night Swim can still be developed further, especially in the plot twist section. In my opinion, if this film really won't have a sequel, rather than not having it at all, it would be better to save the events at the beginning of the film for the end, unless there will be a sequel. A typical horror film that can still be watched alone.

In contrast to the story, I think the characters and acting of the actors are good. Especially here Ray ( Wyatt Russell ) and Eve ( Kerry Condon ) are really sweet! especially Eve. A typical partner who is positive, understanding, loyal and always encourages Ray, who almost loses his enthusiasm for life. Ray is no less cool, he has a high enthusiasm for recovery and is willing to make any sacrifice for his little family. 

OK, that's my review of the Night Swim film. Rating 3/5 for Night Swim.

Those who will watch the film, happy watching!



Continue reading [Review Film] : Night Swim (2024) || Supranatural Horror

Sabtu, 24 September 2022

Oh, jadi begini rasanya dewasa?

Cerita ini mengandung banyak keluhan dan tamparan. Siapkan bantal untuk bersandar.

Dua minggu. Dua minggu aku menahan letih dan sakit hanya untuk mempertahankan ego yang bertopeng rasa 'tanggung jawab'. 

Hari itu atau mungkin malamnya, aku lupa. Aku dapat telepon dari -katakan saja 'atasan'. Dia bilang sudah membuat keputusan untuk menjadikan aku panita disebuah acara tahunan. Awalnya seneng sih, tapi merasa agak terpaksa juga karena aku gak diberitahu apa-apa sebelumnya. Tahu-tahu sudah tercantum saja namaku yang manly ini di sana. 

Oke baiklah, mau bagaimana lagi kan? padahal sebenarnya aku gak suka terlibat dalam hal-hal kayak gitu. Aku lebih suka menjadi 'anggota' atau 'rakyat' yang tinggal mengikuti saja. Bukan 'penyelenggara'. 

Sempat curhat sana sini, ngeluh sana sini tapi tanggapannya sama : coba saja dulu.

Baiklaaah... aku coba. Lihat nanti akan bagaimana, kalau memang mengganggu acara nonton anime dan acara horror di channel Youtube favoritku, aku tidak mau lagi. Final.

Dan kalian tahu? benar sajaaaa... lelaaah sekali! terlibat dalam satu projek dimana di dalamnya hanya aku yang bontot. Seperti saat aku yang tidak terbiasa bekerja kelompok tiba-tiba ingin mengakhiri kegiatan tapi tidak bisa karena yang lain belum selesai. Atau saat ingin pergi jajan tapi yang lain masih bekerja. Dan yang paling parahnya adalah saat aku sakit tapi tidak bisa ijin sakit, sehingga sakitku tak kunjung sembuh.

Beberapa kali ingin menyerah dan memutuskan untuk istirahat dulu, tapi melihat keadaan yang sangat gak memungkinkan buat ditinggal buat aku memilih untuk mengabaikan tubuh yang sudah merengek ingin istirahat.

Tidak cukup sampai di sana karena setelah selalu pulang nyaris magrib, aku harus kuliah di malam harinya. Dan tentu saja dengan tugas-tugasnya. Cukup berhenti di sana? tentu saja tidak dooong... karena setelahnya aku juga harus menyiapkan bahan ajar untuk pagi dan siangnya. 

Mungkin poin terakhir itu bakal aku ceritakan nanti secara terpisah karena bisa-bisa keluhanku ini menyaingi tebalnya novel Harry Potter!

Badanku menyerah, aku demam dan batuk parah, perutku mual dan badanku berat sekali. Tapi masih masuk kerja dengan tidak tahu dirinya dan hanya memberi 'tidur curian' untuk tubuhku. Karena aku yang selalu tidak enakan ini tidak ingin membuat mereka memikirkan hal-hal buruk tentangku. Aku paling tidak tahan dengan perkataan buruk orang-orang. Bukan hanya ingin dipuji, tapi lebih ke 'tidak tahan' dengar cemoohan orang karena akan berdampak buruk buat mentalku yang selalu overthinking. Lebih baik tidak mendengar apa-apa, termasuk pujian sekali pun.

Dan tanpa terasa acaranya berjalan cukup lancar, tidak sempurna, karena aku sempat dimaki-maki oleh orang tidak tahu diri seantero bumi. Tapi saat aku merebahkan badan dan memejamkan mata, rasanya hari-hari itu hanya terjadi dalam 10 detik saja. Cepat dan berlalu begitu saja. Sampai rasanya aku gak percaya kalau sekarang sedang rebahan dan menulis tentang hari kemarin-kemarin.

Satu hal yang aku sadari, ternyataaa aku sudah dewasa. Sudah bisa bertindak profesional dan mengelola emosi. Ternyata badanku kuat, mungkin selama ini aku hanya tidak mau menekannya dan memanjakannya. Terlalu cepat menyerah dan merasa lelah pada hal yang enggak aku jadikan prioritas. Sampai aku gak pernah merasa bangga sebesar ini pada diriku.

Awalnya memang terpaksa dan kurang ikhlas, tapi saat dijalani banyak sekali hikmahnya. Aku jadi punya teman lintas usia lebih banyak, lebih fleksibel untuk bergabung dengan kubu mana pun, dan yang terpenting adalah mengetahui sejauh mana diri ini mampu bertahan.

Alhamdulillah...



P.S. 

Aku belum nonton channel horor favoritku lagi:((

Continue reading Oh, jadi begini rasanya dewasa?

Rabu, 08 Juni 2022

The First Time I Saw You

To: You

From: Your secret admirer


I saw you for the first time in front of your office. On that day, you who appeared out of nowhere made me gorgeous. Your height, outfit, and gesture made me stand still for a few moments. I don't know if that feeling calls Deja Vu. I remember that moment I have felt a few years ago when I fell in love in junior high school. I thought I fell in love with you.

I never have a wish to talk to you, because I think that so impossible. Just see you at the library or a far away place in the school where we work. At the time, I had just asked my friend all about you. 'Are you present or not' is a question I always asked my friend whose father is a senior at your office. And my friend answered: 'Ya, he's present. He is eating on his table alone.' or 'He's always eating lunch alone. He's not really like cheating on food or something. Just eat the lunch that his mother made for him.'

And I will smile every time I know that. I always like that. Until one day, my motorcycle was scratched by a little accident and my senior in the library helped me to fix it in a way ask him for help. I'm surprised, really surprised because I will have a little moment with you. Alhamdulillah hehehe. In my imagination, I will talk to you and we will be a friend! but it's so hard to talk to you.

Is not because you are arrogant or ignorant, that's just because I'm so nervous to talk to you. I suddenly lose my speaking skill and I choose to chat with you first. The brain always told me to talk to you about everything so it's not awkward. But sadly, we can only speak a few words. Our conversation is like an interview : I will always be the interviewer and you the source person.

I thought you are a cool guy or something because you are very quiet. But my friend told me about you again. She said you just don't know people here. And when you know the people here, you will like a normal guy(?) and talk like we do. Yaa, it's okay. At least I had time to chat with you and have a little a moment with you : lunch together (of course with my friends too), joking together, until the moment I like the most ; seeing your smile up close :)

Continue reading The First Time I Saw You

Sabtu, 07 Mei 2022

Nonton Drama China Who Rules The World || Ketika Dua Manusia Tsundere Jatuh Hati



 

Hai Hai Assalamualaikum semuanya! 

Kurang lebih satu mingguan belakangan ini, aku sedang maraton nonton drama China Who Rules The World. Sebenarnya motivasi awal aku nonton drama China Who Rules The World ini adalah karena Zhao Lu Si main di drama ini! Dan seperti biasa dia selalu tampil cantik dan on point sekali~


Oke, sebelum aku pindah jalur dengan menceritakan Zhao Lu Si dan kecantikannya (ehm! terutama riasan matanya yang selalu bagus dan pengen banget aku tiru) aku akan sedikit saja membahas tentang drama China Who Rules The World ini.

Singkatnya, pada zaman dahulu ada dua pendekar/pesilat yang sangat terkenal akan kehebatan sekaligus kemisteriusannya. Keduanya dikenal dengan nama Bai Feng Xi dan Hei Feng Xi. Konon katanya, hanya Bai Feng Xi yang bisa menyeimbangkan kemampuan tarung Hei Feng Xi, dan begitu pula sebaliknya. Sehingga Bai Feng Xi dan Hei Feng Xi ini acap kali bertarung untuk menentukan siapa yang terbaik diantara keduanya saat bertemu. Ibaratnya juara 1 dan 2 gitu lah ya. 
 
Nah itu tadi kisah secara garis besarnya. Untuk detail lebih lanjut akan ditulis di sesi review.

Aku nonton drama ini di WeTV yang tayang senin-jumat untuk versi gratisnya. Iyaaa aku masih merasa bersyukur kok dengan jadwal tayangnya yang masih terbilang sering, sehingga aku tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli episode VIP nya. 

Drama China Who Rules The Word ini secara garis besar ceritanya memang hampir sama dengan drama kolosal yang lain. Perang antar sekte maupun perebutan kekuasaan di kerajaan kerap kali ada di drama China kolosal atau drama kostum. Tapi yang membuat aku bertahan nonton dari episode 1 sampai sekarang 16 (masih on-going) adalah karakter para pemainnya yang tidak terlalu mainstream. Masih realistis lah dengan sifat-sifat manusia di dunia nyata.

Jadi tidak ada tuh kisah gadis teraniaya yang tetap diam, atau kisah pangeran dan Cinderella yang hanya 1001 ditemukan di dunia ini. Jadi meski dari segi latar tempat dan nama organisasinya yang 'sedikit tidak realistis' itu tidak terlalu masalah karena penokohannya yang realistis. 

Dan aku paling suka interaksi antara Bai Feng Xi dan Hei Feng Xi. Karena meskipun mereka ini sering bertengkar dan digadang-gadang selalu menjadi master dalam dunia silat, perseteruan keduanya tidak terlalu yang lebay gimana-gimana gitu. Tidak sampai bermusuhan sampai dibawa hati dan menciptakan rasa ingin balas dendam jika kalah. Tidak begituuuu! mereka masih terlihat sering membantu satu sama lain (meski sering pakai gengsi) dan saling rindu kalau tidak bertemu. Dan sikap konyol dan jahil ini hanya mereka tunjukan pada satu sama lain saja. Seakan menjadi orang yang berbeda jika bertemu.

Tahu kenapa? 

Iyyyap! karena sebenarnya mereka punya perasaan terhadap satu sama lain, tapi merasa tidak mungkin untuk memiliki karena dunia mereka yang berbeda dimana Bai Feng Xi menyukai hidup yang bebas di dunia persilatan, sedangkan Hei Feng Xi harus merelakan kebebasannya karena hidup dalam aturan kerajaan. Sehingga mereka berpikir akan menyakiti satu sama lain jika nanti mereka bersama.

Dan mungkin kalau diutarakan, bunyi perasaan Hei Feng Xi pada Bai Feng Xi akan seperti ini : "Selama ini belum pernah aku temui sosok yang bisa mengalahkanku dengan mudah, dengan sikapnya yang menarik dan apa adanya." Sedangkan perasaan Bai Feng Xi pada Hei Feng Xi seperti ini : "Sebenarnya dia adalah pria yang baik, semua kelicikan dan tipu dayanya ternyata untuk niat yang baik." 

Hahaha aku membacanya dengan nada.

Btw selain penokohan yang menarik, alur cerita dengan konflik yang tidak terlalu berat juga membuat aku sebagai penonton bisa menikmati tanpa pikir panjang, tidak harus ngulang beberapa episode untuk mengingat alur cerita yang dibahas saking banyaknya pembahasan gitu. Seru dan mengalir aja.

Dan bonusnya kalau kalian nonton drama ini adalah.. mata kalian akan dimanjakan dengan visual yang tampan dan cantik! hehehe~ 
Karena terkadang, detail seperti itu bisa juga jadi penentu aku lanjut atau tidaknya nonton sebuah drama. Setidaknya aku jujur ya. Kalian gitu juga kan? hayo ngakuuu!


Dari hasil searching-searching di Google, aktor yang memerankan Hei Feng Xi ini bernama asli Yang Yang. Dan bisa dibilang ini drama pertamanya yang aku tonton, semacam kesan pertama sama acting-nya yang bagus. Gimana ya, dalam dramanya sendiri dia sering bersandiwara dihadapan orang lain, jadi meskipun hanya drama terkadang susah juga nebak alur kalau tokohnya kayak Hei Feng Xi. Tidak salah memang kalau Bai Feng Xi memberinya julukan rubah hitam.

Ya sudah, mungkin ocehan lainnya akan aku tumpahkan saja di postingan review agar semakin jelas, dan pembahasan ini sampai disini saja. Makasih yang sudah baca, see you!
Continue reading Nonton Drama China Who Rules The World || Ketika Dua Manusia Tsundere Jatuh Hati

Senin, 25 April 2022

Sebuah Mimpi Yang Nyata || Ramadhan story

Tentang beberapa tahun lalu yang aku lewati penuh dengan tangis kehilangan. Hari ini, aku mendapat sebuah kejutan indah dari Sang pencipta. Setelah tidurku terganggu musik yang kencang, aku memutuskan untuk melanjutkan tidur di rumah nenekku yang hanya beberapa langkah saja dari rumah. Saat terlelap tanpa terasa, aku dimimpikan oleh dua orang keluargaku yang telah tiada. Aku pikir itu nyata, karena aku merasa sudah terbangun dari tidur dan sekelilingku sama persis keadaannya dengan keadaan sebelum aku tidur.

Mimpi di dalam mimpi. Aku terbangun di mimpi keduaku dan dihampiri oleh mereka yang aku sayangi, mengucapkan terima kasih sebanyak mungkin seraya tertawa dan memeluk kegirangan akan doa yang aku kirimkan untuk mereka. Rasanya benar-benar nyata! suaranya... tangannya... pelukannya... aku dapat merasakan mereka. Namun tidak bisa melihatnya.

Aku terus saja terpaku dalam kondisi terbaring seperti sesaat sebelum tidur. Posisinya pun sama persis. Disana aku menangis sejadi-jadinya ; senang, sedih, dan haru bercampur aduk. Ingin memeluk balik namun tak bisa. Pada sosok perempuan yang aku tak yakin itu siapa, aku memintanya untuk menuntunku bangun dari posisi tidur, namun susah, mataku pun enggan melihat dengan jelas. Yang jelas, hanya mereka yang bebas bergerak namun aku tidak.

Aku bertanya didalam tangisku pada mereka, apakah mereka senang disana. Dan alhamdulillah mereka menjawab dengan kabar baik. Aku tidak peduli mimpi itu hanya bunga tidur atau memang pada nyatanya mereka mengunjungi. Aku hanya senang dan bersyukur karena bisa merasakannya dengan nyata. Namun ada satu hal yang aku sedikit sesali : suara tangisku sendiri yang membuatku bangun dalam mimpi, dan membuat mereka pergi. Karena aku terbangun dari tidurku.

Sisa tangis masih terdengar saat aku bangun, aku bahkan sampai memegang pipiku yang basah karena air mata. Iya, aku menangis saat terbangun. Dengan hati yang sesak sekali. Dan tanpa pikir panjang aku berlari menuju rumahku dan menceritakan semuanya pada ibu dengan kondisi masih menangis sesak. Menurut keyakinan ibu, mereka datang berkunjung pada orang yang selalu mendoakan mereka di bulan suci Ramadhan. 

Aku harap, aku akan selalu diberi kesempatan seperti itu lagi dan lagi. Dengan orang yang paling aku sayangi di dunia setelah ibu : ayah.
Continue reading Sebuah Mimpi Yang Nyata || Ramadhan story

Sabtu, 23 April 2022

Menyusun Mood

 


Mood-ku sedang datang untuk membaca buku. Iyaaa... Setelah sekian lama aku berhenti baca buku fisik (aku selalu baca e-book) aku jadi rindu rasanya membuka halaman lalu menghirup aromanya yang menguar. Dan akhirnya aku memutuskan untuk membaca buku ini. Dulu aku baru selesai baca buku pertamanya, saat melanjutkan yang kedua aku justru teralihkan entah oleh apa. Dan sekarang, setelah aku menemukan cerita sejenis di daftar e-book, aku jadi ingat akan buku ini. 


Semoga bisa ngoceh banyak setelah selesai membacanya. 

Continue reading Menyusun Mood

Selasa, 08 Februari 2022

He said : Toxic Pocitivity

"Kapan terakhir kali kamu ingin memaki dan menyalahkan orang lain?"

"Kenapa?"

"Kamu terlihat terlalu banyak berpikir akhir-akhir ini. Jujur, itu mengganggu." dia berjalan mendahului, salah satu tangan dimasukan kedalam saku celana panjangnya.

"Tahun lalu." aku mengejar langkahnya.

Hening. Hanya terdengar bising kendaraan khas lalu lintas. 

Aku enggan menoleh. Bahkan untuk sedetik saja aku tidak mau menoleh padanya. Dia terlalu pandai membaca perasaan. Dan lima menit terbuang dengan sia-sia sebelum akhirnya langkahku terhenti mengikuti langkahnya. 

"Haus." ujarnya seraya berbelok ke mini market pinggir jalan. 

Bodohnya aku hanya mengikuti tanpa bertanya.

"Semua punya waktunya masing-masing. Cepat atau lambat jika waktunya sudah tiba, yang datang akan datang dan yang pergi akan pergi." 

Aku masih mengikutinya yang kini berhenti di depan kulkas mini market. Lagi, tanpa suara.

"Kadaluarsa." gumamnya lalu meletakan minuman yang beberapa saat dirinya ambil. "Bahkan minuman yang tak bernyawa saja punya waktunya sendiri. Saat aku mengadukannya ke kasir, minuman itu akan segera disingkirkan. Di-sing-kir-kan."

"Iya aku tahu."

"Kamu tahu?" 180 derajat dia berbalik lurus menatapku dengan wajah hangat yang kini terasa sarkas.

"Aku tahu." jawabku pelan. Ada beberapa pilihan rasa, tapi aku memilih mengambil yang paling netral. Original. 

Kali ini aku mendahuluinya untuk membayar, lalu berjalan menuju kursi yang disediakan mini market. Entah kenapa aku merasa tersentil dengan pertanyaannya yang seakan sangsi dengan pernyataanku. Atau mungkin... aku hanya merasa, lagi-lagi dia seperti tahu segalanya.

"Kalau tahu, kenapa tidak coba untuk menyingkirkan? lupakan saja." 

Aku sampai tidak sadar kapan dirinya selesai membayar dan mengikuti untuk duduk.

"Rumit. Sekeras apapun aku berusaha melupakannya, tetap saja ingatan itu selalu muncul. Ditambah dengan pikiranku yang tidak hentinya mengkritik diri sendiri, berkata dengan seringnya bahwa aku bodoh dan salah. Kamu tahu, selama ini aku berusaha untuk membuat pikiranku sibuk dengan apapun itu. Aku mendengarkan musik, bermain dengan peliharaan, bahkan melakukan hal bodoh hanya agar membuat pikiranku sibuk. Dengan begitu semua terasa teralihkan."

Mata itu menatapku lagi. Kini, terasa lebih jauh. Membuatku segera mengalihkan atensi pada minuman yang masih penuh. Membuka kemasannya lalu menyesap sampai tersisa setengahnya.

"Aku tahu."

"Kalau sudah tahu untuk apa bertanya?" aku benci saat asumsinya tentangku benar.

"Karena kamu perlu cerita. Ya meskipun saat kamu menceritakannya kamu akan kembali mengingat kejadian itu, setidaknya kamu merasa ada yang mendengarkan."

"Sudahlah, kebanyakan orang hanya penasaran saja, bukan-"

"Aku peduli." 

Rasanya seperti ingin menangis, tapi tidak ada air mata yang keluar. Tergugu dalam hening dengan tangan yang sibuk mengepal keras. 

Dia mengambil alih minuman yang entah seberapa keras aku memegangnya. "Boleh aku bicara? bukan untuk membuatmu percaya. Hanya ingin mengutarakan pikiranku saja."

Laki-laki itu tidak kunjung berbicara, sehingga aku harus berat hati mengangguk dan mengijinkannya.

"Apapun yang mereka katakan dan lakukan padamu, semua itu hanya ada dicerita mereka, bukan dicerita semua orang. Mereka bisa saja mencacimu, menjatuhkan, menohok sisi sensitifmu tentang sesuatu harus dilakukan sesuai aturan yang sempurna, tentang pikiranmu yang mewajibkan rasa bersalah ada disetiap hal yang tidak sempurna, tapi mereka tidak bisa menghalangi pikiran orang lain tentangmu. Mereka tidak bisa mencari sekutu agar satu pendapat dengan mereka, karena mereka hidup di dunia yang sempit."

"Intinya, hanya karena kamu buruk di mata mereka, bukan artinya kamu buruk di mata orang lain. Banyak yang masih peduli padamu tanpa peduli siapa kamu, kamu bisa melakukan sesuatu yang berguna atau tidak, kinerjamu baik atau buruk, atau bahkan dirimu tahu atau tidak. Ini dunia, bukan ruangan kecil. Mereka yang berdiam diruangan kecil tentu saja punya pikiran sempit. Oh benar, bukannya kamu ingin memaki dan menyalahkan? lakukan saja sekarang dan berhenti jadi positif yang toxic!"

Aku terisak pelan mendengar kalimatnya yang terakhir. Merasa dia memang pantas tahu akan semuanya. "Aku hanya merasa tidak terima dengan perlakuan mereka dan kembali mempertanyakan pada diri sendiri apa masalahnya? mungkinkah aku yang salah sehingga mereka bertingkah seperti itu padaku?"

"Dengar. Semua orang melakukan kesalahan, tapi tidak semua orang punya rasa bersalah. Kalau kamu sudah merasa bersalah dan meminta maaf namun tidak mengubah semuanya, itu artinya mereka memang tidak pantas kamu pikirkan." setelah mengatakan itu tangannya tergerak membuka kemasan minumanku yang aku yakin sulit dibuka karena rusak.

"Mereka juga salah. Mereka yang berpikiran sempit. Siapa makhluk di muka bumi ini yang berhak untuk tidak memaafkan sesamanya? Tidak ada! dan meskipun ada, mereka bahkan tidak pantas untuk sekedar kamu pikirkan. Dengar, hanya kamu yang terlalu berlarut-larut."

"Aku rasa begitu. Aku sampai sulit tidur untuk beberapa bulan karena kejadian-kejadian itu terus saja bermain dipikiranku. Mungkinkah aku terlalu tidak menerima?"

"Kurasa begitu. Jadi kurasa, kamu hanya perlu jadi tidak peduli dan menerima." ia meraih tanganku dan memberikan minumanku yang sudah terbuka. 

Aku meminumnya enggan. Masih ingin tergugu tapi itu tidak sopan jika mengabaikan niat baiknya.

"Masih ingin memaki?" tanyanya dengan senyum jahil.

"Tidak lah. Aku bukan mereka." wajahnya yang tiba-tiba berubah membuatku tertawa kecil.

"Sedikit saja, aku ijinkan."

"Tidaaak."

"Ayolah. Perlu kuajari? aku sudah menyiapkannya dari tadi untuk mereka."

Mungkinkah dari tadi laki-laki itu menahan kesal untukku? boleh tidak aku merasa tersipu dan merasa asumsiku benar?

"SIALAN!" makiku.

"Aku?" tanyanya dengan wajah terkejut.

"Mereka."

"Oke lanjutkan." jawabnya seraya mengacungkan jempul dan tersenyum puas.

"Dasar orang jahat! semoga harimu senin semua! selalu kehabisan diskon seumur hidup! kudoakan tidak ada lahan parkir untuk kendaraan kalian kemana pun kalian pergi!"

"Wow... itu cukup kejam. Hahaha!"

"Hahaha! sepertinya aku akan tidur nyenyak malam ini."

Rasanya bebas dan lepas saat tahu ada yang mau mendukung dan mendengarkanku. Mungkin aku tidak jadi membenci semua asumsinya yang selalu benar, karena aku merasa dia memang orang yang tepat untuk mengetahui itu semua.



TAMAT.




Continue reading He said : Toxic Pocitivity