Senin, 25 April 2022

Sebuah Mimpi Yang Nyata || Ramadhan story

Tentang beberapa tahun lalu yang aku lewati penuh dengan tangis kehilangan. Hari ini, aku mendapat sebuah kejutan indah dari Sang pencipta. Setelah tidurku terganggu musik yang kencang, aku memutuskan untuk melanjutkan tidur di rumah nenekku yang hanya beberapa langkah saja dari rumah. Saat terlelap tanpa terasa, aku dimimpikan oleh dua orang keluargaku yang telah tiada. Aku pikir itu nyata, karena aku merasa sudah terbangun dari tidur dan sekelilingku sama persis keadaannya dengan keadaan sebelum aku tidur.

Mimpi di dalam mimpi. Aku terbangun di mimpi keduaku dan dihampiri oleh mereka yang aku sayangi, mengucapkan terima kasih sebanyak mungkin seraya tertawa dan memeluk kegirangan akan doa yang aku kirimkan untuk mereka. Rasanya benar-benar nyata! suaranya... tangannya... pelukannya... aku dapat merasakan mereka. Namun tidak bisa melihatnya.

Aku terus saja terpaku dalam kondisi terbaring seperti sesaat sebelum tidur. Posisinya pun sama persis. Disana aku menangis sejadi-jadinya ; senang, sedih, dan haru bercampur aduk. Ingin memeluk balik namun tak bisa. Pada sosok perempuan yang aku tak yakin itu siapa, aku memintanya untuk menuntunku bangun dari posisi tidur, namun susah, mataku pun enggan melihat dengan jelas. Yang jelas, hanya mereka yang bebas bergerak namun aku tidak.

Aku bertanya didalam tangisku pada mereka, apakah mereka senang disana. Dan alhamdulillah mereka menjawab dengan kabar baik. Aku tidak peduli mimpi itu hanya bunga tidur atau memang pada nyatanya mereka mengunjungi. Aku hanya senang dan bersyukur karena bisa merasakannya dengan nyata. Namun ada satu hal yang aku sedikit sesali : suara tangisku sendiri yang membuatku bangun dalam mimpi, dan membuat mereka pergi. Karena aku terbangun dari tidurku.

Sisa tangis masih terdengar saat aku bangun, aku bahkan sampai memegang pipiku yang basah karena air mata. Iya, aku menangis saat terbangun. Dengan hati yang sesak sekali. Dan tanpa pikir panjang aku berlari menuju rumahku dan menceritakan semuanya pada ibu dengan kondisi masih menangis sesak. Menurut keyakinan ibu, mereka datang berkunjung pada orang yang selalu mendoakan mereka di bulan suci Ramadhan. 

Aku harap, aku akan selalu diberi kesempatan seperti itu lagi dan lagi. Dengan orang yang paling aku sayangi di dunia setelah ibu : ayah.

0 comments:

Posting Komentar

Tolong berkomentar yang baik dan sopan ya, readers! juga centang kolom 'Notify me' sebelum publish komentar untuk mendapat notif balasan.
^^